Serang (AntaraBanten) - Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten menerapkan cara pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu padi serta "system of rice intensification" untuk mendongkrak produksi pertanian.

"Upaya peningkatan produksi 2013 di Provinsi Banten masih tetap difokuskan pada penerapan PTT padi dan SRI, dan berlanjut pada tahun ini," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banten Eneng Nurcahyati dalam keterangan tertulis di Serang, Rabu.

PTT merupakan pengelolaan yang perlu ditingkatkan petani dalam menerapkan berbagai teknologi usaha tani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi. Sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang peningkatan produksi secara berkelanjutan, katanya.

Melalui PTT, ia mengatakan petani dapat mengelola secara langsung dari mulai menganalisis, menyimpulkan, menerapkan, hingga mampu memecahkan masalah-masalah teknis yang muncul. Salah satu metode budidaya pertanian yang sangat mungkin digunakan adalah SRI-Indonesia.

Dasar metode tersebut terletak pada pengelolaan interaksi tanaman dengan bioreaktor yang mencakup mekanisme siklus ruang yang dibangun oleh semaian mikroorganisme lokal (MOL). Pendekatan semacam itu diyakini dapat menjelaskan mengapa praktek SRI di lapangan mampu meningkatkan produksi padi secara berlipat ganda, kata Eneng dan menambahkan selain itu, juga memberikan kualitas produk yang baik dan mencapai tingkat kemandirian tanaman yang tinggi, yang selama ini tidak bisa dijelaskan oleh pemahaman yang berkembang. 

Ia mengatakan sejalan dengan revitalisasi pertanian dan pelaksanaan pembangunan tanaman pangan termasuk padi, dapat dilakukan dengan strategi Pencapaian Produksi melalui Peningkatan Produktivitas, Perluasan Areal Tanam dan Optimasi Lahan.

"Para petani didorong untuk meningkatkan produktivitas yang dilaksanakan secara terencana dan berkelanjutan melalui peningkatan mutu intensifikasi dengan menerapkan rekayasa ekonomi, rekayasa sosial, dan teknologi maju yang efisien dan spesifik lokasi," katanya.

Tingkatkan Program SLPHT

Dalam upaya meningkatkan produksi sektor pertanian, permasalahan yang acapkali muncul dilapangan adalah serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang tidak hanya dapat mengakibatkan turunnya produksi, juga dapat menurunkan kualitas tanaman tersebut.

Eneng mengatakan akhir-akhir ini serangan Wereng Batang Cokelat (WBC) mengalami peningkatan di beberapa daerah sentra produksi padi yang dipicu oleh kondisi iklim kemarau basah.

"Kondisi tersebut jelas mengganggu pencapaian produksi daerah," kata Eneng tanpa menyebutkan angka luas lahan yang terserang hama tersebut.

Untuk menanggulangi serangan hama tersebut, diperlukan langkah-langkah operasional yang strategis dan konkret agar masalah tersebut tidak menimbulkan kerugian bagi petani baik secara perorangan dan produksi tanaman padi secara nasional, katanya.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Budidaya Tanaman, dalam Pasal 20 menetapkan, perlindungan tanaman mesti dilaksanakan dengan sistem SLPHT (Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu).

Ia menjelaskan, pelaksanaan SLPHT menjadi tanggungjawab masyarakat dan pemerintah. Artinya, kesuksesan upaya perlindungan tanaman sangat tergantung pada pengetahuan, pemahaman, dan penerapan sistem PHT oleh petani.

Menurut Eneng, SLPHT merupakan proses belajar melalui pengalaman petani yang telah difasilitasi oleh pemerintah guna mengembangkan secara mandiri pengetahuan dan teknologi PHT. Kegiatan ini merupakan cara untuk mengelola pertumbuhan tanaman sehingga dapat memberikan keuntungan maksimal dengan menggunakan empat prinsip manajemen PHT yakni, budidaya tanaman sehat, pelestarian musuh alami, pengamatan berkala, dan petani menjadi ahli PHT.

Berdasarkan data Distanak Banten tahun 2014, Provinsi Banten telah melaksanakan kegiatan SLPHT sebanyak 34 kelompok dan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) tujuh kelompok yang tersebar di enam Kabupaten/kota se Provinsi Banten.

"Pemahaman dan penerapan PHT yang semakin luas diharapkan dapat meningkatkan kesehatan agroekosistem, kuantitas dan kualitas pertanian, serta menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan hidup," kata Eneng Nurcahyati.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014