Pandeglang (AntaraBanten) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Ino S Rawita menyatakan latihan penanggulangan bencana sangat penting karena itu perlu terus dilakukan.

"Sangat penting, dengan seringnya pelatihan maka ketika terjadi bencana, seperti gempa dan tsunami proses penanggulanganya bisa lebih cepat," katanya di Pandeglang, Jumat.

Ia memberikan apresiasi pada jajaran Kodam III Siliwangi yang telah melakukan pelatihan penanggulangan bencana di Kabupaten Pandeglang pada Kamis (23/10).

Ino juga menyatakan dengan sering pelatihan, maka ketika terjadi tsunami diharapkan bisa menghidari terjadinya korban jiwa.

"Dalam setiap pelatihan selalu melibatkan masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir, ini akan membiasakan mereka dan ketika terjadi tsunami tidak bingung untuk menyelematkan diri," katanya.

Pada akhir 2013, pemerintah pusat menggelar kegiatan tsunami drill di di Desa Teluk, Kecamatan Labuan Pandeglang dengan melibatkan berbagai pihak serta masyarakat setempat.

"Tahun lalu pemerintah menujuk Banten sebagai lokasi tsunami driil dengan pertimbangan daerah itu termasuk 10 provinsi rawan gempa dan tsunami. Kegiatan tsunami drill ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tsunami," katanya.

Kegiatan tsunami drill  dilaksanakan secara terpadu dengan melibatkan BMKG,  LIPI, ITB, Kemendagri, TNI, dan organisasi lainnya serta mengikutsertakan sekitar 1.500 warga setempat.

Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang Encep Suryadi menyatakan terus  melaksanakan sosialisasi mitigas gempa dan tsunami bagi masyarakat di daerah itu.

"Kita terus  melaksanakan sosialisasi mitigasi gempa dan  tsunami pada masyarakat, diantaranya menyampaikan  hal yang berkaitan dengan penyelamatan ketika terjadi gempa dan tsunami serta tanda-tanda kalau gelombang pasang akan terjadi," katanya.

Menurut dia, ketika terjadi gempa maka langkah penyelematan awal yang harus dilakukan, jika berada di dalam ruangan, berlindung di bawah tempat yang kuat, seperti meja dan lainnya.

Setelah gempa berhenti, kata dia, maka warga segera keluar dari ruangan dan menuju tempat evakuasi yang telah disediakan, untuk mengantisipasi terjadinya tsunami.

Sedangkan terkait tanda-tanda akan terjadinya tsunami, menurut dia, diantaranya kekuatan gempa cukup besar dan air laut surut ke tengah.

Masyarakat, terutama yang berada di sekitar pantai, harus segera melarikan diri ketika melihat air laut surut ke tengah karena itu salah satu tanda akan terjadi tsunami.

"Yang harus selalu kita sampaikan pada masyarakat, bahwa daerah ini rawan gempa dan tsunami jadi harus terus waspada, tapi jangan juga terlalu khawatir," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014