Serang (AntaraBanten) - Posyandu di Provinsi Banten berperan aktif mengatasi balita kasus penderita gizi buruk dengan memberikan makanan tambahan, pemeriksaan kesehatan dan penimbangan.

"Kami bekerja sama dengan kader Posyandu agar bergerak menekan kasus gizi buruk," kata Kepala Seksi Gizi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Tiara di Serang, Sabtu,

Ia mengatakan, saat ini jumlah Posyandu di Provinsi Banten diperkirakan 13.400 kader tersebar di delapan kabupaten/kota madya.

Keberadaan para kader Posyandu itu sangat membantu pemerintah daerah dalam mengatasi penderita gizi buruk.

Apabila mereka ditemukan menderita gizi buruk, maka dilaporkan ke petugas Puskesmas setempat dan ditangani secara medis jika terjangkit penyakit penyerta.

"Saya kira kader Posyandu itu sangat berdampak berkurangnya status gizi buruk di Banten," katanya.

Ia menjelaskan, tugas-tugas Posyandu yang ada di masyarakat menyiapkan alat dan bahan seperti alat penimbangan bayi dan balita, kartu menuju sehat (KMS), alat peraga, alat pengukur, obat-obatan yang dibutuhkan dan vitamin A.

Selain itu juga mengundang dan menggerakkan masyarakat dengan memberitahu kepada ibu-ibu untuk datang ke Posyandu serta menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa/kelurahan.

"Saat ini para kader Posyandu masih aktif di masyarakat untuk menekan balita gizi buruk," katanya.

Menurut dia, saat ini jumlah kasus gizi buruk di Banten tercatat 1.433 balita dari delapan kabupaten/kota.

Penyebab tingginya kasus gizi buruk tersebut beberapa faktor antara lain rendahnya pendidikan masyarakat, himpitan ekonomi keluarga, pola asuh yang salah dan letak geografis yang jauh dari pelayanan kesehatan.

"Kami terus mengoptimalkan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat agar rutin mendatangi Posyandu untuk melakukan penimbangan balita sekaligus pemeriksaan kesehatan," katanya.

Kokom (35), salah seorang kader Posyandu Cemara Desa Rangkasbitung Timur, Kabupaten Lebak mengatakan hingga saat ini di wilayahnya yang teridentifikasi sebagai penderita gizi buruk relatif kecil.

Untuk mengantisipasinya, ia setiap bulan selalu mengadakan pemeriksaan kesehatan, penimbangan berat badan juga pemberian makanan tambahan.

"Kami bersama ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita menghimpun dana secara swadaya untuk membeli makanan tambahan, berupa kacang hijau maupun sayuran," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014