Serang (AntaraBanten) - Pemerintah Provinsi Banten  berupaya terus meminimalkan penyandang buta huruf melalui kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional.

"Kita setiap tahun menyelenggarakan kegiatan pembelajaran keaksaraan fungsional (KF) untuk mengatasi warga penyandang buta huruf itu," kata Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Dinas Pendidikan Provinsi Banten di Serang, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya menargetkan ke depan Provinsi Banten terbebas dari penyandang buta huruf.

Saat ini, warga penyandang buta huruf antara usia 10-50 tahun mereka mengikuti pembelajaran KF yang melibatkan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), perguruan tinggi dan organisasi keagamaan.

Selain itu juga menyediakan gerai pintar mobile dengan menggunakan mobil kontener.

"Kami yakin melalui kegiatan itu dipastikan penyandang buta huruf yang ada di delapan kabupaten dan kota madya berkurang," katanya.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Banten berkomitmen untuk mengentaskan buta huruf guna meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten tahun 2013 tercatat warga buta huruf sekitar 1,9 persen dari total jumlah penduduk sebesar 11,252,878 jiwa.

"Saya kira pengentasan buta huruf di Banten cukup sukses karena tahun ke tahun terus berkurang," katanya.

Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Irawan mengatakan jumlah penyandang buta huruf di daerah ini tercatat 3.758 jiwa tersebar di 28 kecamatan.

Saat ini penyandang buta huruf di Kabupaten Lebak menurun dibandingkan tahun 2006 mencapai 43.567 jiwa.

Pemerintah daerah dari tahun ke tahun terus menuntaskan buta aksara tersebut melalui pembelajaran KF.

Lokasi pembelajaran buta huruf bebas dan bisa dilaksanakan di mana saja seperti saung kebun, posyandu, majelis taklim, rumah, maupun sekolah.

Pola pembelajaran mereka menerapkan sistem kemampuan membaca, menulis, dan berhitung atau calistung.

Dengan pembelajaran itu kini jumlah penyandang buta huruf pada  2014 tercatat 3.758 jiwa.

Penyebabnya buta huruf itu akibat mereka tidak sekolah karena berbagai faktor antara lain faktor budaya masyarakat yang kini masih kurang perhatian terhadap pendidikan, himpitan kemiskinan dan terbatasnya sarana pendidikan terutama yang tinggal di desa-desa terpencil.

"Kami optimistis buta huruf bisa dituntaskan melalui pembelajaran KF itu," katanya.

Sementara itu, sejumlah PKBM Kecamatan Cikulur mengaku pihaknya sangat mendukung adanya penuntasan buta huruf melalui pembelajaran KF.

Dia menyebutkan, sejak empat  tahun lalu masyarakat penyandang buta huruf di sini kini sudah bisa membaca, menulis dan berhitung.

"Kami berharap tahun ini pemerintah bisa membantu penuntasan buta huruf itu," kata Ketua PKBM Nubalarea Desa Sumur Bandung Majen.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014