Serang (AntaraBanten) - Kasus penderita gizi buruk di Provinsi Banten menurun karena pemerintah terus melakukan intervensi berupa pemberian bantuan melalui program makanan tambahan seperti biskuit, susu, dan vitamin.

"Meskipun jumlah penderita gizi buruk 2013 tercatat 1.433 orang dari 1.124.758 balita, tetapi menurun dibandingkan empat tahun lalu," kata Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten Tiara si Serang, Jumat.

Ia mengatakan Pemerintah Provinsi Banten terus melakukan intervensi penuntasan jumlah gizi buruk melalui program pemberian makanan tambahan (PMT).

Selain itu juga pengoptimalan pelayanan kesehatan ibu dan bayi di Puskesmas.

Program ini, ujar dia, guna meningkatkan status gizi dan kesehatan anak sebab balita penderita gizi buruk mudah terserang penyakit penyerta, seperti tuberkulosis, pneumonia, infeksi saluran pernapasan, paru-paru, diare, dan jantung.

Karena itu, pihaknya melakukan intervensi untuk menangani kasus gizi buruk agar tidak menimbulkan kematian akibat terserang penyakit penyerta tersebut.

Mereka para penderita gizi buruk itu diberikan makanan tambahan berupa biskuit, susu dan vitamin.

Tiara meminta para penderita gizi buruk itu bisa mengambil makanan tambahan di Puskesmas setempat.

"Kami berharap kasus gizi buruk tahun ke tahun berkurang melalui PMT itu," katanya.

Menurut dia, jumlah kasus gizi buruk di Banten menurun dari tahun 2008 sampai 2009.

Penurunan tahun itu antara 0,9-0,68 persen, namun kini diperkirakan berkurang sekitar 0,64 persen dar balita yang ada di Banten.

Penyebab kasus gizi buruk itu antara lain rendahnya pengetahuan masyarakat, pola asuh yang salah, himpitan ekonomi keluarga dan letak geografis yang jauh dari pelayanan kesehatan.

"Kami terus mengoptimalkan penanganan gizi buruk melibatkan ribuan kader posyandu, selain petugas medis Puskesmas," katanya.

Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak mengoptimalkan penanganan penderita gizi buruk melalui pengobatan medis dan pemberian makanan tambahan berupa biskuit dan susu.

"Kami tahun ini belum menerima laporan anak usia bawah lima tahun atau balita penderita gizi buruk yang dirujuk ke rumah sakit," kata Kepala Seksi Gizi Dinkes Kabupaten Lebak Tata Sudita.

Ia menyebutkan, pihaknya terus melakukan pemantauan di lapangan agar para penderita gizi buruk bisa ditangani secara baik.

Selama ini, kasus gizi buruk di Kabupaten Lebak relatif kecil dibandingkan dengan tahun-tahun lalu.

Saat ini, jumlah kasus penderita gizi buruk tercatat 156 atau 0,15 persen dari 105.515 balita yang dilakukan penimbangan di posyandu.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk menangani kasus gizi buruk dengan memberikan bantuan makanan tambahan berupa biskuit, vitamin, dan susu.

Selain itu, mengobati secara medis melalui puskesmas maupun rujukan rumah sakit jika terserang penyakit penyerta.

"Dengan penanganan seperti itu kini tidak ditemukan lagi balita gizi buruk meninggal dunia," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014