Pandeglang (AntaraBanten) - Anggota DPRD Provinsi Banten Siti Erna Nurhayati mengajak seluruh masyarakat di daerah itu untuk ikut melestarikan badak jawa.
"Badak jawa hidup di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang, Banten, jadi saya mengajak semua pihak, termasuk masyarakat untuk melestarikan hewan langka itu," katanya di Pandeglang, Senin.
Politikus dari Partai Golkar itu, menyatakan badak jawa yang lebih dikenal badak bercula satu hanya hidup di TNUK Pandeglang, tidak ada di belahan dunia lain.
"Badak bercula satu itu hanya ada di Pandeglang, Banten, jadi kita harus bangga mempunyai hewan yang sangat langka itu," katanya.
Ia menyatakan Kementerian Kehutanan telah membentuk Balai TNUK untuk mengurus kawasan TNUK serta seluruh ekosistem di dalamnya, termasuk badak jawa.
"Meski sudah ada Balai TNUK, tapi penyelamatan badak jawa tidak hanya tanggung jawab mereka, tapi semua pihak, terutama kita warga Banten," ujarnya.
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Muhamad Haryono menyatakan populasi badak jawa atau badak bercula satu di TNUK sebanyak 58 ekor.
"Dari hasil monitoring yang kita lakukan selama 2013 diketahui kalau jumlah badak jawa yang hidup di kawasan TNUK 58 ekor, yakni delapan anak dan 50 ekor badak remaja dan dewasa," katanya.
Dia mengatakan tiga di antara delapan anak badak itu, betina, sedangkan lima lainnya jantan.
Ia mengatakan dari 50 ekor badak jawa remaja dan dewasa, sebanyak 20 betina dan 30 pejantan.
Haryono juga menyatakan teknik monitoring yang dilakukan untuk mengetahui populasi badak jawa, yakni dengan memasang kamera video di semenanjung kawasan TNUK.
"Sebanyak 120 unit kamera video kita pasang dalam kegiatan monitoring tersebut. Pemasangan dilakukan dengan mengikatnya pada batang pohon pada lokasi yang sering dilewati dan didatangi badak, seperti padang pengembalaan dan kubangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014
"Badak jawa hidup di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang, Banten, jadi saya mengajak semua pihak, termasuk masyarakat untuk melestarikan hewan langka itu," katanya di Pandeglang, Senin.
Politikus dari Partai Golkar itu, menyatakan badak jawa yang lebih dikenal badak bercula satu hanya hidup di TNUK Pandeglang, tidak ada di belahan dunia lain.
"Badak bercula satu itu hanya ada di Pandeglang, Banten, jadi kita harus bangga mempunyai hewan yang sangat langka itu," katanya.
Ia menyatakan Kementerian Kehutanan telah membentuk Balai TNUK untuk mengurus kawasan TNUK serta seluruh ekosistem di dalamnya, termasuk badak jawa.
"Meski sudah ada Balai TNUK, tapi penyelamatan badak jawa tidak hanya tanggung jawab mereka, tapi semua pihak, terutama kita warga Banten," ujarnya.
Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Muhamad Haryono menyatakan populasi badak jawa atau badak bercula satu di TNUK sebanyak 58 ekor.
"Dari hasil monitoring yang kita lakukan selama 2013 diketahui kalau jumlah badak jawa yang hidup di kawasan TNUK 58 ekor, yakni delapan anak dan 50 ekor badak remaja dan dewasa," katanya.
Dia mengatakan tiga di antara delapan anak badak itu, betina, sedangkan lima lainnya jantan.
Ia mengatakan dari 50 ekor badak jawa remaja dan dewasa, sebanyak 20 betina dan 30 pejantan.
Haryono juga menyatakan teknik monitoring yang dilakukan untuk mengetahui populasi badak jawa, yakni dengan memasang kamera video di semenanjung kawasan TNUK.
"Sebanyak 120 unit kamera video kita pasang dalam kegiatan monitoring tersebut. Pemasangan dilakukan dengan mengikatnya pada batang pohon pada lokasi yang sering dilewati dan didatangi badak, seperti padang pengembalaan dan kubangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014