Serang (AntaraBanten) - Dinas Sosial Provinsi Banten tetap mengandalkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu penanggulangan bencana, walaupun ada pembentukan Keluarga Siaga Bencana pada 2017.

"Tagana tetap dibutuhkan untuk membantu persiapan seperti membuat dapur umum, menyediakan perahu karet bila terjadi banjir dan menolong warga yang renta," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Banten, Nandy Mulya di Serang, Senin.

Ia menyebutkan, pihaknya akan membentuk Keluarga Siaga Bencana pada 2017 dengan memberikan pembekalan cara-cara penanggulangan bencana kepada keluarga di rumah masing-masing.

Nandy mengatakan dengan bencana yang terjadi secara tiba-tiba, tidak semua warga yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri termasuk barang-barang yang penting sehingga perlu relawan yang sigap dan siap siaga selama 24 jam.

Nandy menjelaskan secara umum kegiatan Tagana adalah melakukan aksi penanggulangan bencana, baik sebelum, sesaat maupun sesudah bencana itu terjadi. 

Dinas Sosial Provinsi Banten mulai melakukan perekrutan anggota Tagana pada akhir 2005. Relawan Tagana yang direkrut dari tujuh kabupaten/kota tersebut kemudian berada di bawah koordinasi Dinas Sosial masing-masing kabupaten/kota.

Hingga saat ini, anggota Tagana di Provinsi Banten tercatat 1.286 orang yang tersebar di tujuh kabupaten/kota se-Provinsi Banten.

Anggota Tagana sebanyak itu telah dilatih secara rutin tiap tahunnya dengan berbagai hal yang berkaitan dengan evakuasi dan akomodasi serta juga diasuransikan sehingga mereka dalam menjalankan tugas dapat jaminan biaya perawatan kesehatan.

"Mereka juga diberi uang tali kasih Rp100.000 per bulan, dan diperhatikan nasibnya jika selama dalam menjalankan tugas mendapatkan masalah seperti dipecat oleh atasannya karena tidak masuk kerja saat ia menjalankan tugas," kata Nandy.

Pada 2017, Dinas Sosial Provinsi Banten akan membentuk Keluarga Siaga Bencana dengan harapan warga Banten dapat melakukan evakuasi sendiri bila terjadi bencana alam.

"Dalam siaga bencana, kami berharap setiap warga dapat melakukan evakuasi sendiri bila bencana alam terjadi pada malam hari, sehingga saat mereka sedang tidur nyenyak tidak lagi panik karena sudah dibekali persiapan menghadapi bencana," kata Nandy Mulya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014