Serang (AntaraBanten) - Ekonomi Provinsi Banten hongga triwulan II 2014 tumbuh 5,28 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan di triwulan I-2014 yang mencapai 5,22 persen (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Banten Budiharto Setyawan kepada wartawan di Serang, Rabu, mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar itu didorong oleh konsumsi rumah tangga yang masih kuat dan konstribusi net ekspor yang meningkat.

Konsumsi rumah tangga Provinsi Banten tumbuh 6,14 persen (yoy), kata Budiharto seraya menambahkan pertumbuhan yang relatif kuat itu didorong oleh peningkatan konsumsi menjelang bulan puasa, lebaran dan Pemilu.

Ia juga menyebutkan kontribusi net ekspor meningkat dari 0,61 persen menjadi 0,84 persen. "Pada triwulan ini, penurunan pertumbuhan (perlambatan) impor lebih tinggi dari penurunan pertumbuhan ekspor," katanya.

Berdasarkan data bea cukai, volume impor non-migas Provinsi Banten tumbuh 1,28 persen (yoy) jauh lebih rendah dibandingkan triwulan I-2014 yang mencapau 25,03 persen. "Perlambatan ini didorong oleh perlambatan impor bahan baku," katanya.

Sementara itu, permintaan ekspor ke kawasan ASEAN dan Tiongkok tercatat tumbuh melambat dan ekspor ke Jepang masih tercatat menurun (kontraksi).

Meski demikian, kata Budiharto, ekspor ke Amerika Serikat dan kawasan Eropa tercatat tumbuh meningkat. Kondisi permintaan ekspor tersebut mempengaruhi impor yang sebagian besar merupakan bahan baku industri.

Dari sisi penawaran, Budiharto mengatakan, sektor utama Banten yaitu industri pengolahan tumbuh sebesar 2 persen (yoy), lebih rendah dari triwulan I-2014 yang tumbuh 2,45 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten, beberapa jenis industri yang mengalami penurunan pertumbuhan produksi adalah industri barang logam, industri makanan dan industri alas kaki.

Kendati demikian, peningkatan produksi sektor pada triwulan II-2014 mampu menutupi perlambatan ekonomi yang terjadi di sektor industri pengolahan. "Pertumbuhan sektor pertanian yang relatif tinggi itu disebabkan adanya pergeseran musim tanam pada triwulan lalu," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014