Stok bahan pokok di lokasi posko tenda pengungsian bencana alam di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menipis dan memerlukan tambahan bahan pangan.
"Persediaan pangan untuk konsumsi warga yang tinggal di tenda pengungsian hanya cukup tiga hari ke depan, " kata Wakil Ketua Penasehat Taruna Siaga Bencana ( Tagana) H Enang Hidayat saat meninjau dapur umum di lokasi pengungsian bencana tanah bergerak di Curugpanjang Kabupaten Lebak, Minggu (6/3).
Baca juga: Sebanyak 16 kecamatan di Lebak endemik sebaran DBD
Masyarakat yang terdampak bencana alam di Desa Curugpanjang Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak sangat membutuhkan bahan pokok, yang sudah menipis.
Relawan Tagana yang bertugas di dapur umum kini kesulitan untuk memasak kebutuhan, karena selain bahan pangan menipis, kebanyakan gas tabung berukuran tiga kilogram juga kosong.
Para relawan mengaku kekurangan dana untuk membeli sayuran, telur dan makanan tempe, ikan, dan kebutuhan lainnya.
"Persediaan pangan untuk konsumsi warga yang tinggal di tenda pengungsian hanya cukup tiga hari ke depan, " kata Wakil Ketua Penasehat Taruna Siaga Bencana ( Tagana) H Enang Hidayat saat meninjau dapur umum di lokasi pengungsian bencana tanah bergerak di Curugpanjang Kabupaten Lebak, Minggu (6/3).
Baca juga: Sebanyak 16 kecamatan di Lebak endemik sebaran DBD
Masyarakat yang terdampak bencana alam di Desa Curugpanjang Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak sangat membutuhkan bahan pokok, yang sudah menipis.
Relawan Tagana yang bertugas di dapur umum kini kesulitan untuk memasak kebutuhan, karena selain bahan pangan menipis, kebanyakan gas tabung berukuran tiga kilogram juga kosong.
Para relawan mengaku kekurangan dana untuk membeli sayuran, telur dan makanan tempe, ikan, dan kebutuhan lainnya.
Persediaan beras dan makanan ringan dari berbagai bantuan relawan maupun lembaga pemerintah diperkirakan masih cukup tiga hari ke depan.
Menurut salah seorang relawan tagana, Enang Hidayat, Kabupaten Lebak harus menyediakan makanan nasi dan lauk pauk melalui dapur umum sebanyak 500 bungkus per hari.
Meski kondisi bahan pokok menipis, namun relawan tetap berupaya agar pengungsi bisa terpenuhi kebutuhan makan.
Kepala Desa Curugpanjang Kabupaten Lebak Yadi mengakui saat ini stok bahan pokok dari berbagai lembaga maupun relawan yang menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sudah menipis.
Karena itu, pihaknya berharap bantuan bahan pokok itu kembali didistribusikan oleh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi.
"Kami berharap bantuan logistik itu dapat segera direalisasikan untuk membantu warga yang tinggal di tenda pengungsian, " katanya.
Menurut salah seorang relawan tagana, Enang Hidayat, Kabupaten Lebak harus menyediakan makanan nasi dan lauk pauk melalui dapur umum sebanyak 500 bungkus per hari.
Meski kondisi bahan pokok menipis, namun relawan tetap berupaya agar pengungsi bisa terpenuhi kebutuhan makan.
Kepala Desa Curugpanjang Kabupaten Lebak Yadi mengakui saat ini stok bahan pokok dari berbagai lembaga maupun relawan yang menyalurkan bantuan untuk masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sudah menipis.
Karena itu, pihaknya berharap bantuan bahan pokok itu kembali didistribusikan oleh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi.
"Kami berharap bantuan logistik itu dapat segera direalisasikan untuk membantu warga yang tinggal di tenda pengungsian, " katanya.
Sementara itu, sejumlah warga pengungsi di tenda pengungsian mengaku bahwa mereka mengonsumsi bantuan makanan seadanya, meski hanya dengan lauk telur.
"Kami hari ini sudah 14 hari tinggal di tenda pengungsian masih dipasok dari dapur umum relawan Tagana, " kata Ipah, warga pengungsian di Desa Curugpanjang Kabupaten
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022