Produk kerajinan masyarakat Badui di Plaza Lebak banyak diminati pengunjung, karena memiliki daya tarik sendiri juga harganya relatif terjangkau wisatawan.
"Kita di sini menyediakan produk aneka kerajinan Badui untuk membantu pemasaran masyarakat adat, " kata Pengelola Plaza Lebak yang juga Kepala Bidang UMKM pada Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh di Lebak, Jumat.
Baca juga: Pemkab Lebak targetkan penerimaan dari pajak daerah tahun 2022 Rp125 miliar
Keunggulan produk kerajinan masyarakat Badui itu bahan bakunya alam yang ada di kawasan Badui mulai dari pewarna kain hingga akar pepohonan.
Produk kerajinan Badui yang disediakan di Plaza Lebak itu langsung didatangkan dari pelaku usaha masyarakat Badui untuk membantu pemasaran sehingga dapat meningkatkan omzet mereka.
Selama ini, kata dia, produk aneka kerajinan Badui banyak diminati pengunjung, karena mereka jika ke lokasi ke permukiman Badui cukup jauh dengan menempuh sekitar 40 kilometer atau 1,5 jam perjalanan dari Rangkasbitung.
Karena itu, Plaza Lebak menyediakan produk aneka kerajinan Badui di antaranya kain tenun, selendang adat, ikat lomar, tas koja, batik chanting Badui, souvenir, bahkan baju dan celana kampret yang digunakan Presiden Joko Widodo.
Harga produk kerajinan Badui itu berkisar antara Rp20 ribu sampai Rp250 ribu.
Namun, pengunjung kebanyakan membeli produk kain tenun, tas koja dan baju kampret, karena memiliki unsur etnik adat tersendiri.
"Saya kira produk etnik daerah itu yang menarik, sehingga mereka membeli dengan jumlah banyak hingga Rp5 juta untuk dijadikan buah tangan "oleh-oleh", katanya.
Produk aneka kerajinan masyarakat Badui hingga saat ini belum menjadikan sumber pendapatan andalan ekonomi mereka.
Selama ini, masyarakat Badui masih mengandalkan sumber ekonomi dari hasil komoditas pertanian ladang huma.
Pemerintah daerah terus melakukan pembinaan agar produk masyarakat Badui bisa bersaing dan menembus pasar nasional hingga mancanegara.
"Kami setiap tahun membina dan melatih produk kerajinan Badui, termasuk membantu pemasaran, " katanya menjelaskan.
Kudil (45) seorang perajin Badui mengatakan saat ini permintaan konsumen meningkat sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat Badui.
Mereka para perajin khas produk Badui kini menggeliat kembali dengan memasarkan di Plaza Lebak juga memanfaatkan teknologi informasi digitalisasi melalui aplikasi Tokopedia, Shopee, Marketplace, Facebook, Instagram, youtube dan Twitter.
"Kami memasarkan produk kerajinan ke Plaza Lebak dengan sistem pembayaran setelah barang terjual, " katanya menambahkan.
Ia mengatakan, dirinya juga memajang produk kerajinan Badui di rumah agar dibeli konsumen, termasuk wisatawan.
Selama ini, pemasaran produk Badui di antaranya konsumen langsung mendatangi perajin juga ada permintaan melalui digitalisasi secara online.
"Semuanya perajin itu bisa melayani juga pembayaran menggunakan rekening bank, " kata Kudil.
Sementara itu, Yanti, pengunjung dari Jakarta mengatakan bahwa dirinya sudah dua kali ke Plaza Lebak untuk membeli khas kerajinan Badui.
"Kami hari ini membeli kain tenun Badui untuk dijadikan bahan pakaian dengan membeli Rp750 ribu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022