Jakarta (Antara News) - PT Aetra Air Tangerang, perusahaan dibidang layanan air bersih siap minum perpipaan di Kabupaten Tangerang, optimistis dapat melayani 52.000 pelanggan pada akhir 2014, terhitung sejak diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Presiden Boediono pada 11 Juli 2012.

"Kami optimistis target dapat tercapai seiring pertumbuhan industri dan perumahan di Kabupaten Tangerang yang membutuhkan pasokan air minum perpipaan," kata Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang, Abdulbar M. Mansoer di Jakarta, Selasa.

Abdulbar yang didamping jajaran direksi PT Aetra Air Tangerang mengatakan, target tersebut mencerminkan 73 persen dari total pelanggan yang dapat dilayani, sesuai kapasitas pengolahan air perusahaan.

Instalasi pengolahan air PT Aetra Air Tangerang berkapasitas 900 liter per detik diproyeksikan mampu melayani 70.000 sampai 72.000 pelanggan atau sekitar 360.000 masyarakat di lima kecamatan Kabupaten Tangerang, yakni Kecamatan Sepatan, Pasar Kemis, Cikupa, Balaraja, dan Jayanti.

Lebih jauh Direktur Operasional dan Teknik Edi Hari Sasono mengatakan, dengan menggunakan jenis pipa ductile cast iron pipe (DCIP) pada pipa utama dan pipa high density polyethylene (HDPE) yang telah berstandar food grade, membuat air yang disalurkan aman untuk dikonsumsi sebagai air minum.

Pipa DCIP dan HDPE masing-masing dirancang mampu bertahan dalam kurun waktu 30 dan 40 tahun sehingga setelah masa konsesi dengan Pemkab Tangerang berakhir 25 tahun kemudian, jaringan perpipaan Aetra Tangerang masih aman untuk digunakan.

Edi menambahkan dengan kualitas pipa demikian maka belanja operasi (operational expenditure/ OPEX) akan tetap rendah. Bahkan pada tahun ini, tingkat kebocoran atau non revenue water (NRW) hanya sebesar empat persen, lebih baik dibanding tingkat kebocoran pengelola air bersih di Singapura yang mencapai 5 persen, Jepang 6-7 persen. Tingkat kebocoran tersebut bahkan jauh lebih baik dibanding NRW PDAM di Indonesia yang rata-rata mencapai 31 persen.

Direktur Komersial dan Layanan Pelanggan PT Aetra Air Tangerang Untung Suryadi mengatakan, peningkatan jumlah pelanggan sehingga mencapai sekitar 31.000 sambungan pada saat ini, tak lepas dari peran pemerintah daerah yang berhasil melaksanakan program pembangunan sehingga memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan Tangerang.

"Tinggal kini kita melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak lagi mengambil air tanah yang kualitas di wilayah Kabupaten Tangerang semakin menurun apalagi di wilayah Balaraja yang kondisi air tanahnya sudah tidak layak minum," ujar Untung.

Untung mengatakan, banyak industri yang mendukung kehadiran jaringan pipa Aetra Air Tangerang terutama mereka yang bergerak pada industri makanan dan minuman seperti Mayora, SoGood, Torabika, dan lain sebagainya.

Kemudian banyak klaster perumahan baru yang juga memanfaatkan jaringan kami diantaranya Telaga Bestari, Alam Sutera melalui Kedaton di Pasar Kemis seluas 2000 hektar, perumahan karyawan Lion Air, serta banyak lagi lainnya.

Bahkan untuk pelanggan industri yang awalnya tahun ini hanya ditargetkan sebanyak 400 pelanggan, ternyata dalam perkembangannya telah berkembang mencapai 900 pelanggan, papar Untung.

Abdulbar mengatakan, PT Aetra Air Tangerang merupakan salah satu contoh kerja sama pemerintah dan swasta (KPS) pertama di sektor air bersih siap minum yang berhasil terwujud. Kehadiran Aetra Tangerang bahkan dapat membantu pemerintah setempat.

"Kami telah mengalirkan air curah (bulk water) ke PDAM Tirta Kertaraharja Kabupaten

Tangerang berkapasitas 25 - 50 liter per detik untuk memasok air bersih di Kecamatan Balaraja yang selama ini kesulitan akibat keterbatasan air baku yang bersumber dari sungai Cidurian," papar Abdulbar.

Abdulbar mengatakan, Aetra Air Tangerang yang mengambil air baku dari sungai Cisadane juga berhasil menghemat penggunaan air baku sampai 5 persen melalui teknologi backwash recycling process, serta air yang dihasilkan sudah memenuhi standar peraturan menteri kesehatan No. 492 tahun 2010, serta standar WHO.

Bahkan limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan, ternyata dapat mengurangi beban polutan di Sungai Ciracap, karena kualitasnya justru lebih baik. Sebab, limbah air yang dibuang ke Sungai Ciracap, sebelumnya telah diendapkan dulu di kolam pengering sehingga menghasilkan air limbah yang aman.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014