Jakarta (Antara News) - Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi ), Isran Noor menyatakan keprihatinannya atas eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam di Indonesia oleh perusahaan, khususnya asing.

"Kekayaan alam kita dikuras asing. Ini ujian terhadap integritas bangsa kita. Integritas kita seharusnya dijaga seperti kita menyayangi diri sendiri,”kata Isran dalam siaran pers, Senin.

Isran menyampaikan hal tersebut di GOR Universitas Mulawarman, Samarinda pada acara bertajuk Isran Noor Mendengar pada Minggu (2/2) dihadiri sekitar 3.000 orang, terdiri atas mahasiswa, para pejabat Kutai Timur dan masyarakat Kalimantan Timur.

Dia mengambil contoh, Provinsi Kalimantan Timur yang menyumbang hampir 30 persen dari total devisa negara, namun tidak ada putra Kaltim yang ditunjuk menjadi pemimpin di pusat.

"Sumber daya alam kita dikuras. Kita sudah mengetahui ketatanegaraan dan proses demokrasi politik dengan baik. Kalau tidak ada orang yang berani berbicara lantang, maka kita akan tetap stagnan seperti sekarang. Ini yang mendorong saya untuk berjuang," tegasnya.

Sebagai bupati, dia mengaku berani memutus perusahaan asing di Indonesia. “Sudah tiga kali saya menghentikan perusahaan asing. Tahun 2008, saya memutus perusahaan Australia dan Inggris sampai arbitrase di Singapura. Sekarang dalam proses pending karena pemerintah mencabut dukungan, tapi saya lanjutkan ke tingkat internasional di Washington. Insya Allah pertengahan Februari sudah ada pengumuman hasil arbitase,” jelas Isran.

Perlawanan Isran terhadap korporasi asing yang dianggap tidak benar dalam menjalankan usahanya di wilayah Kutai Timur ditunjukkan dengan menggugat dua perusahaan tambang raksasa dunia, Rio Tinto (Australia) dan Beyond Petroleum (Inggris), pemilik awal PT Kaltim Prima Coal (KPC) di ICSID (International Center Settlement Investment of Disputes.

Bahkan ia sempat menutup operasi KPC dan menghentikan izin perusahaan tambang batubara Churchill Mining.

Menurut dia, kekayaan alam di bumi ini adalah milik bangsa dan hak kedaulatan negara, sehingga harus dikuasai negara dan untuk kedaulatan rakyat, sesuai dengan amanah UUD 45.

Pada kesempatan dialog, Presiden BEM Unmul (Universitas Mulawarman) Rahmadasa Nasution mengungkapkan harapannya agar Apkasi bisa memperjuangkan dana perimbangan keuangan daerah untuk kesejahteraan rakyat.

"Kita punya sumber energi tapi nggak punya listrik. Kita punya perkebunan, semuanya. Saya minta bapak perjuangkan aspirasi kami para mahasiswa di tingkat nasional," katanya.

Rahmadasa mengatakan turut bangga bahwa Apkasi dipimpin oleh putra daerah Kalimantan Timur. Dia berharap, keberadaan Isran di Apkasi selaku 'presiden' dari seluruh bupati di Indonesia mampu memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan rakyat.

Abraham dari Forum Komunikasi Persaudaraan Masyarakat Kaltim juga mengingatkan agar gerakan perjuangan migas Kalimantan sebaiknya dilaksanakan Isran, sebagai putra daerah Kaltim.

Selain dilaksanakan di Unmul , acara ini juga telah digelar di berbagai daerah kabupaten di seluruh Indonesia untuk menyapa, serta mendengar dan memperhatikan suara sesama rakyat.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014