Indonesia Property Watch (IPW) menyebut penjualan hunian di Tangerang masih tertinggi dibandingkan daerah penyangga ibu kota lainnya.

"Tren penjualan rumah kuartal III 2021 di Jabodetabek-Banten naik signifikan 53,5 persen dengan fokus rumah segmen menengah atas dengan penjualan tertinggi di Tangerang," kata CEO IPW, Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis, Rabu.

Penjualan rumah tertinggi di segmen tersebut ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya dengan rata-rata sebesar 66,9% dari jumlah pasar. 

"Segmentasi pasar terus bergeser ke segmen menengah sampai atas. Peningkatan penjualan cukup tinggi di segmen Rp1 miliar ke atas," ujar Ali.
 
Minat masyarakat terhadap properti tidak pernah surut meski di masa pandemi. Di kuartal III/2021 pertumbuhan nilai penjualan properti mengalami peningkatan 53,5%. 

Rumah tapak masih mendominasi pilihan para end-user karena selain sebagai tempat tinggal dan tempat berbisnis, rumah tapak juga merupakan instrumen investasi. 

Menurut Bank Indonesia, Indeks Harga Properti Residensial dapat memberikan keuntungan 5 persen per tahun, lebih unggul dibandingkan bunga deposito yang rata-rata 3 persen per tahun. 
 
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) John Riady mengungkapkan bahwa rumah merupakan kebutuhan yang riil. 

"Saat ini konsumen sudah memiliki purchase power maka terjadilah demand pasar lebih tinggi dibandingkan unit yang tersedia. Dengan pendapatan per kapita Indonesia sekitar 3.900 dolar AS dan suku bunga perbankan cenderung turun menjadikan affordability masyarakat meningkat," kata John.

Terkait hal itu, John mengatakan sebagai  pengembang harus inovatif untuk dapat memenuhi permintaan pasar yang sangat besar. Dari 80 juta rumah tangga di Indonesia dalam 10 tahun ke depan akan naik 20% berarti akan tercipta pasar 16 juta rumah tangga. 

"Katakanlah, sebanyak 50% merupakan pasar rumah bersubsidi, sisa 50% adalah segmen rumah menengah Rp1 miliar ke atas. LPKR saja baru dapat menyediakan sekitar 3.000-an unit rumah per tahun," kata John.
 
Menurut survei internal LPKR, kalangan milenial yang merupakan the real end user sangat tertarik untuk membeli rumah harga dibawah Rp2 miliar. 

Bagi kalangan milenial, properti sudah seperti dunia fashion yang kini bukan selalu mengenai brand  mahal, namun juga keterjangkauan serta memiliki fungsi terbaik. 

"Untuk itulah, maka kami membangun rumah dengan desain  modern tropis yang memberi kesan hangat sesuai dengan karakteristik milenial yang ingin hunian ramah energi," kata John.

Melihat pangsa pasar milenial yang sangat besar hingga 60%, kami sangat paham bahwa dalam 10-20 tahun ke depan, properti akan menjadi the best investment, tambah John.
 
LPKR telah membuktikan keberhasilan penjualan rumah yang terus meningkat dengan melakukan 8 kali peluncuran Cendana Series sepanjang tahun 2020–2021 yang selalu sold out dalam waktu rata-rata 3 jam. 

Pada awal Desember 2021 LPKR mempersiapkan penjualan rumah tapak segmen menengah atas mulai harga Rp800 juta 'Cendana Cove'. 

LPKR telah meningkatkan pra penjualan sembilan bulan pertama tahun 2021 menjadi Rp3,9 triliun dan telah mencapai 93% dari target di tahun 2021 sebesar Rp4,2 triliun. Dengan peluncuran Cendana Cove pada kuartal IV/2021, LPKR diprediksi akan berhasil bahkan melampaui target pra penjualan tahun 2021.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021