Serang (AntaraBanten) - Nilai impor Provinsi Banten periode Juli 2013 tercatat 1.036,08 juta dolar AS atau turun 7,47 persen dibanding bulan sebelumnya 1.119,78 juta dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik Banten, Syech Suhaimi di Serang, Kamis (5/9), mengatakan turunnya nilai impor karena turunnya impor nonmigas sebesar 9,55 persen dari 857,18 juta dolar AS menjadi 775,32 juta dolar AS, dan juga impor migas turun 0,70 persen menjadi 260,75 juta dolar AS, dari sebelumnya 262,60 juta dolar AS.

Ia mengatakan penurunan nilai impor untuk komoditi migas sendiri merupakan akibat dari nilai impor untuk komoditi hasil minyak yang turun dibanding Juni 2013, mengingat untuk komoditi migas yang lain tidak memperlihatkan kegiatan impor selama beberapa bulan terakhir.

Perbandingan terhadap bulan sama tahun 2012, nilai impor Juli 2013 meningkat 10,38 persen. Penyebab utama peningkatan ini adalah nilai impor nonmigas yang naik 8,24 persen, ditambah dengan nilai impor migas mengalami peningkatan 17,29 persen  dibanding Juli 2012.

Khusus untuk impor migas, ia mengatakan peningkatan nilai impor ini hanya disebabkan oleh nilai impor komoditi hasil minyak yang meningkat, karena pada komoditi migas yang lain, seperti minyak mentah dan komoditi gas alam tidak tercatat kegiatan impor untuk periode sama selama setahun terakhir. 
    Dibanding periode Januari ¿ Juli 2012, impor Banten periode sama tahun 2013 meningkat 15,80 persen, kata Suhaimi menambahkan peningkatan itu disebabkan oleh kenaikan impor untuk komoditi nonmigas sebesar 18,62 persen, ditambah dengan impor migas yang meningkat 7,35 persen.

"Komoditi nonmigas periode Januari ¿ Juli 2013 masih sangat dominan yaitu 76,78 persen. Dominasi komoditi nonmigas juga dapat dilihat dari perannya terhadap impor pada bulan Juni dan Juli 2013 yang masing-masing tercatat 76,55 persen dan 74,83 persen," ujarnya.

Suhaimi mengatakan, perkembangan nilai impor migas pada Juli 2013 dibanding bulan sebelumnya sejalan dengan arah perkembangan volume impor komoditi ini.  Peningkatan impor migas diduga berkaitan erat dengan depresiasi dan instabilitas kurs rupiah terhadap dolar AS, dan khusus pada komoditi migas disinyalir terkait pula dengan kenaikan harga komoditi ini secara agregat di pasar perdagangan internasional. 

"Impor kedua komoditi ini untuk satu bulan ke depan diprediksi akan mengalami kembali penurunan, mengingat kurs rupiah terhadap dolar AS masih terus mengalami tekanan sementara harga komoditi migas pasar perdagangan internasional diperkirakan akan tetap merangkak naik dalam kurun satu ¿ dua bulan ke depan," katanya.

Nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada Juli 2013 mengalami penurunan 5,64 persen atau sebesar 43,97  juta dolar AS,  demikian pula untuk golongan barang lainnya turun 48,75 persen atau mencapai 37,88 juta dolar AS.

Ia mengatakan nilai impor nonmigas terbesar Juli 2013 berasal dari golongan barang bahan kimia organik yang mencapai 333,15 juta dolar AS, disusul oleh ampas/sisa industri makanan dan gandum-ganduman dengan impor masing-masing sebesar90,66 juta dolar AS dan 83,37 juta dolar AS. 

Dua dari sepuluh golongan barang yaitu gula dan kembang gula serta besi dan baja mengalami penurunan impor masing-masing 256,05 juta dolar AS dan 67,60 juta dolar AS, sementara delapan yang lain mengalami peningkatan impor. Peningkatan  tertinggi terjadi pada  bahan kimia organik yang naik hingga 101,26 juta dolar AS.

Selain itu, peningkatan yang tidak rendah juga terjadi pada ampas/sisa industri makanan,  biji-bijian berminyak, mesin-mesin/pesawat mekanik, kapal laut dan bangunan terapung, sementara dua golongan barang yang belum disebutkan meningkat kurang dari 10 juta dolar AS, katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013