Ketua Umum Pengurus Besar Al Khairiyah Ali Mujahidin, yang kembali ditetapkan sebagai ketua secara aklamasi pada sidang pleno Mukmatar Al Khairiyah ke-10 pada Jum'at (22/10), kemarin menyerukan kepada seluruh muktamirin agar fokus menjalankan tujuan utama organisasi Al Khairiyah untuk terus melakukan amalan kebaikan untuk ummat. 

"Al Khairiyah ingin jadi organisasi yang terbuka bagi siapa saja yang ingin berbuat kebaikan tinggal bagaimana skema yang akan di bangun mengingat nama Al- Khairiyah itu bermakna kebaikan - Al Khairiyah tidak perlu lagi berdebat soal UUD 45 Bhinika Tunggal Ika, NKRI dan Pancasila, karena pendiri Al Khairiyah sebagai ulama pejuang militer pahlawan nasional satu-satunya di Indonesia telah membuktikan, mengorbakan jiwa dan raganya mati syahid di medan perang dalam membela tanah air dan NKRI," jelasnya, Minggu (24/10).

Ali Mujahidin mengaku Al Khairiyah sebagai organisasi pendidikan yang juga bergerak sebagai organisasi massa menutup diri dari fanatisme madzhab dan terbuka akan perbedaan pandangan madzhab dalam keagamaan. 

"Al Khairiyah tidak perlu lagi gaduh mempersoalkan tahlil tidak tahlil, boleh ziarah- atau tidak boleh ziarah atau jenggot tidak jenggot dan celana cingkrang atau tidak cingkrang, di Al Khairiyah yang mau pakai satunya boleh, yang mau paka jubahan boleh, yang mau pakai celana panjang atau levis boleh yang penting menyesuaikan diri secara etika dan akhlak," katanya.

Menurutnya diskriminasi pendapat pandangan dan debat soal yang tidak produktif hanya akan membuang energi, termasuk perdebatan soal Islam nusantara, Islam Arab, hingga Islam Moderen. " Perdebatan soal perbedaan agama yang tidak produktif termasuk perdebatan Islam Nusantara, Islam Arab, Islam Moderen itu hanya membuang energi, semua itu tidak menarik karena yang menarik bagi Al Khairiyah terus berbuat kebaikan yang dapat memberikan manfaat bagi ummat," tegas Mumu.

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021