Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman memerintahkan Inspektorat Daerah (Itda) setempat untuk segera melakukan audit terkait pembangunan sekolah yang ambruk saat tahap pembangunan, karena sejak satu pekan terakhir dua pembangunan sekolah tiba-tiba ambruk saat direnovasi.
"Saya perintahkan inspektorat untuk melakukan audit, karena sudah kedua kalinya bangunan sekolah yang sedang direnovasi ambruk bagian atapnya," kata Herman saat dihubungi Senin.
Baca juga: Polres Cirebon tangkap tujuh anggota geng usai saling lapor
Ia menjelaskan, laporan pertama yang diterima pihaknya, enam bangunan SMPN 1 Agrabinta ambruk beberapa hari yang lalu, dan yang terbaru bangunan SMPN 1 Pagelaran ambruk, sehingga menyebabkan tiga orang pekerja mengalami luka-luka. Kedua bangunan sekolah tersebut mendapat bantuan renovasi dari pemerintah.
"Kami akan cek perencanaannya untuk pemeriksaan bukan hanya sekadar mengecek fisik, tapi harus dilihat juga sisi perencanaannya apakah sudah sesuai atau belum. Sekarang kami punya orang teknik di inspektorat, sehingga tidak bisa dibohongi," katanya pula.
Dia menegaskan, audit harus segera dilakukan sebelum pengerjaannya selesai, karena sangat berbahaya jika salah perencanaan. "Akan lebih bahaya lagi, kalau ambruknya atap bangunan terjadi saat anak-anak sedang belajar, jangan sampai ini terjadi," katanya lagi.
Tiga orang pekerja bangunan di SMPN 1 Pagelaran, Cianjur mengalami luka-luka akibat tertimpa atap bangunan yang sedang direnovasi tiba-tiba ambruk. Korban langsung dibawa ke RSUD Pagelaran untuk mendapatkan pertolongan medis.
Kepala SMPN 1 Pagelaran Didang Abdul mengatakan akibat ambruknya bagian atap bangunan kelas VIII yang mendapat renovasi dari dinas terkait, membuat tiga orang pekerja mengalami luka dan sudah mendapat penanganan medis. Pihaknya belum bisa memastikan penyebab ambruknya atap bangunan yang baru berdiri beberapa hari terakhir.
Pihaknya tidak tahu berapa anggaran yang didapat untuk renovasi satu ruangan kelas tersebut, namun berharap pihak ketiga segera bertanggung jawab untuk membangun kembali dengan harapan kualitasnya lebih baik, karena akan digunakan pembelajaran tatap muka.
"Kami tahunya, ruang kelas tersebut mendapat bantuan renovasi, dengan harapan saat digunakan pembelajaran tatap muka dalam kondisi layak pakai dan aman. Kejadian ini, sudah kami laporkan ke dinas agar segera ditindaklanjuti, " katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Saya perintahkan inspektorat untuk melakukan audit, karena sudah kedua kalinya bangunan sekolah yang sedang direnovasi ambruk bagian atapnya," kata Herman saat dihubungi Senin.
Baca juga: Polres Cirebon tangkap tujuh anggota geng usai saling lapor
Ia menjelaskan, laporan pertama yang diterima pihaknya, enam bangunan SMPN 1 Agrabinta ambruk beberapa hari yang lalu, dan yang terbaru bangunan SMPN 1 Pagelaran ambruk, sehingga menyebabkan tiga orang pekerja mengalami luka-luka. Kedua bangunan sekolah tersebut mendapat bantuan renovasi dari pemerintah.
"Kami akan cek perencanaannya untuk pemeriksaan bukan hanya sekadar mengecek fisik, tapi harus dilihat juga sisi perencanaannya apakah sudah sesuai atau belum. Sekarang kami punya orang teknik di inspektorat, sehingga tidak bisa dibohongi," katanya pula.
Dia menegaskan, audit harus segera dilakukan sebelum pengerjaannya selesai, karena sangat berbahaya jika salah perencanaan. "Akan lebih bahaya lagi, kalau ambruknya atap bangunan terjadi saat anak-anak sedang belajar, jangan sampai ini terjadi," katanya lagi.
Tiga orang pekerja bangunan di SMPN 1 Pagelaran, Cianjur mengalami luka-luka akibat tertimpa atap bangunan yang sedang direnovasi tiba-tiba ambruk. Korban langsung dibawa ke RSUD Pagelaran untuk mendapatkan pertolongan medis.
Kepala SMPN 1 Pagelaran Didang Abdul mengatakan akibat ambruknya bagian atap bangunan kelas VIII yang mendapat renovasi dari dinas terkait, membuat tiga orang pekerja mengalami luka dan sudah mendapat penanganan medis. Pihaknya belum bisa memastikan penyebab ambruknya atap bangunan yang baru berdiri beberapa hari terakhir.
Pihaknya tidak tahu berapa anggaran yang didapat untuk renovasi satu ruangan kelas tersebut, namun berharap pihak ketiga segera bertanggung jawab untuk membangun kembali dengan harapan kualitasnya lebih baik, karena akan digunakan pembelajaran tatap muka.
"Kami tahunya, ruang kelas tersebut mendapat bantuan renovasi, dengan harapan saat digunakan pembelajaran tatap muka dalam kondisi layak pakai dan aman. Kejadian ini, sudah kami laporkan ke dinas agar segera ditindaklanjuti, " katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021