Serang, (AntaraBanten) - Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten sampai Februari 2013 berkurang 26.782 orang dan kini menjadi 552.895 orang, atau turun dari 10,74 persen menjadi 10,10 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi di Serang, Selasa, mengatakan pengurangan jumlah pengangguran itu diringi pula penambahan jumlah angkatan kerja sebanyak 77.232 orang dari 5.398.644 orang menjadi 5.475.876 orang pada periode sama, sementara penduduk yang bekerja pada Pebruari 2013 tercatat 4.922.981 orang, atau bertambah 104.014 orang dibandingkan Februari 2012.
Suhaimi mengatakan meskipun jumlah angkatan kerja bertambah, tetapi dalam satu tahun terakhir terjadi penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK) sebesar 0,74 persen poin yaitu dari 69,36 persen menjadi 68,62 persen pada Februari 2013.
Mengenai struktur penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama selama satu tahun terakhir, menurut Suhaimi, tidak mengalami perubahan. Penyerapan tenaga kerja masih didominasi oleh sektor perdagangan yang menyerap 1.243.486 orang atau diatas 25 persen penduduk yang bekerja (25,26 persen) disusul sektor Industri yang menyerap pekerja sebanyak 1.029.989 orang (20,92 persen).
Peningkatan jumlah penduduk yang bekerja secara total, tidak disertai dengan peningkatan jumlah orang bekerja di setiap sektor. Selama periode Februari 2012 ¿ Februari 2013, jumlah penduduk yang bekerja mengalami di sektor pertanian dan jasa kemasyarakatan dan perorangan mengalami penurunan, katanya.
Dari tujuh jenis status pekerjaan yang terekam pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas 2012), dapat diidentifikasi 2 kelompok utama terkait kegiatan ekonomi formal dan informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan. Sementara kelompok kegiatan informal umumnya adalah mereka yang berstatus di luar itu.
"Pekerja yang berstatus buruh/karyawan memiliki jumlah yang tertinggi dibandingkan dengan status pekerjaan yang lain yaitu sebesar 2.638.956. Angka ini meningkat sebesar 234.171 orang pada periode Februari 2012 sampai dengan Februari 2013. Peningkatan ini, secara langsung akan meningkatkan jumlah pekerja formal," kata Suhaimi.
Secara umum, komposisi jumlah penduduk yang bekerja menurut jam kerja perminggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Penduduk yang dianggap sebagai pekerja penuh, yaitu penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu, pada Pebruari 2013 jumlahnya mencapai 3.852.645 orang (78,26 persen).
Sementara itu, dalam setahun terakhir pekerja tidak penuh (jumlah jam kerja kurang dari 35 jam perminggu) meningkat sebanyak 100.385 orang. Disamping itu, penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam perminggu pada Februari 2013 mencapai 160.217 orang.
Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2013 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan rendah yaitu SD ke bawah 2.046.420 orang (41,57 persen) dan Sekolah Menengah Atas Umum sebanyak 953.142 orang (16,70 persen).
Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sebanyak 654.494 orang mencakup 146.461 orang (2,98 persen) berpendidikan Diploma dan sebanyak 508.033 orang (10,32 persen) berpendidikan Universitas.
Perbaikan kualitas pekerja ditunjukkan oleh kecenderungan menurunnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Universitas).
"Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja berpendidikan rendah menurun dari 2.942.072 orang (61,05 persen) pada Februari 2012 menjadi 2.862.762 orang (58,15 persen) pada Februari 2013. Sementara penduduk bekerja berpendidikan tinggi Universitas meningkat dari 354.754 orang (7,36 persen) pada Februari 2012 menjadi 508.033 orang (10,32 persen) pada Februari 2013," kata Suhaimi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013