Jakarta (Antara News) - Manajemen PT Krakatau Steel (Persero) Tbk optimistis pembangunan pabrik baja PT Krakatau-Posco, tahap pertama dapat selesai akhir tahun 2013.

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Irvan Kamal Hakim mengatakan, Senin, perusahaan joint venture antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KS) dengan Pohang Iron & Steel Company (Posco) tersebut dapat beroperasi secara komersial pada 2014.

"Saat ini, progress pembangunan pabrik baja tahap pertama KS-Posco telah mencapai 85 persen, kita pastikan pabrik dapat selesai pada kuartal keempat 2013, dan siap beroperasi awal tahun depan," kata Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Irvan Kamal Hakim di Jakarta, Senin.

Pabrik baru tersebut akan memproduksi bahan baku baja berupa pelat dan slab untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor industri diantaranya industri galangan kapal, konstruksi, dan manufaktur domestik, sekaligus memasok kebutuhan KS yang saat ini sedang melaksanakan proyek peningkatan kapasitas pabrik Hot Strip Mill (HSM).

Pabrik baja PT Krakatau Posco tahap pertama akan memiliki kapasitas produksi sebesar 3 juta ton per tahun,  serta akan ditingkatkan lagi menjadi 6 juta ton per tahun, setelah selesainya pembangunan pabrik tahap kedua.

Jumlah kapasitas tersebut dua kali dari total kapasitas produksi Krakatau Steel saat ini, kata Irvan.

"Kami berharap pengoperasian pabrik baru ini mampu mengantisipasi lonjakan kebutuhan baja khususnya di pasar domestik yang diperkirakan tumbuh 8 sampai 9 persen per tahun dari tahun lalu yang mencapai 10,4 juta ton," ujar Irvan.

Irvan mengatakan, pengoperasian Krakatau Posco dapat menekan biaya inventory dan modal kerja KS, karena dapat mengurangi kebutuhan slab impor sebagai bahan baku Hot Rolled Coil (HRC).

HRC merupakan produk baja yang saat ini menjadi sumber pendapatan utama perseroan.

Selain itu, beroperasinya KS Posco juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan data kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI), melalui pembangunan dan operasional pabrik KS-Posco, maka pada kurun 2010-2036, jumlah output ekonomi dan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masing-masing dapat mencapai Rp946 triliun dan Rp314 triliun.

Irvan juga menyebutkan total biaya investasi pembangunan pabrik baja PT Krakatau Posco mencapai 2,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp23,94 triliun, dengan komposisi kepemilikan saham 30 persen dimiliki KS dan Posco menguasai 70 persen saham.

Berdasarkan kesepakatan bersama, KS memiliki opsi untuk meningkatkan porsi kepemilikan di PT KS-Posco mencapai 45 persen.

Penyelesaian proyek tahap I tersebut juga akan dibarengi dengan rampungnya pembangunan berbagai fasilitas pendukung yang dikelola anak perusahaan KS, seperti penyediaan air dan pelabuhan.

PT Krakatau Tirta Industri telah menyelesaikan perluasan waduk yang mampu memasok kebutuhan air KS-Posco pada saat operasi.

Begitupula PT Krakatau Bandar Samudera, tengah mengembangkan fasilitas kepelabuhanan guna mendukung aktifitas bongkar-muat bahan baku dan produk dari Krakatau Posco.

Irvan menambahkan, selain pabrik baja, KS dan Posco juga bermitra dalam membangun PT Krakatau Posco Chemtech Calcination (pabrik kapur) dengan kapasitas produksi 620.500 ton per tahun dan PT Krakatau Posco Power dengan kapasitas 200 megawatt.

Keduanya akan dibangun dalam dua tahap dan tahap I juga dijadwalkan selesai akhir tahun ini.

"Tahun 2013 adalah tahun yang penuh tantangan bagi kami untuk menyelesaikan proyek-proyek di anak perusahaan dan proyek kemitraan strategis guna mendukung pertumbuhan bisnis PT Krakatau Steel," ujar Irvan.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013