Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Provinsi Banten menyebutkan sebanyak 27 warga sekolah yang terdiri atas 25 pelajar, satu guru dan satu pegawai tata usaha yang berasal dari 15 sekolah terkonfirmasi positif COVID-19 dari hasil tes usap acak yang dilaksanakan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Kamis dalam keterangannya mengatakan tes usap acak dilaksanakan terhadap 18 sekolah dan berhasil mengumpulkan 873 sampel yang berasal dari siswa, guru dan petugas sekolah.
Baca juga: Warga Kabupaten Lebak diminta waspadai hujan deras dinihari
“Hasilnya tidak membahayakan karena semua yang terpapar tercatat sudah mendapat vaksinasi sehingga mereka terekam medis dalam kondisi OTG (orang tanpa gejala) dan gejala ringan dengan CT value yang tinggi. Maka, potensi penularannya cukup rendah,” katanya.
Ia menjelaskan tindak lanjut atau penanganan yang dilakukan Pemkot Tangerang adalah pendampingan isolasi mandiri terhadap 27 warga sekolah mulai dari cek kesehatan hingga obat-obatan.
Selain itu, melakukan penelusuran (tracing) kontak erat 1 berbanding 15 ke lingkungan keluarga, sekolah dan sosialnya.
“Dinkes juga sudah menjalin kerja sama untuk segera menggelar penyemprotan desinfektan ke 15 sekolah yang ditemukan kasus positif COVID-19. Dinkes dan Dinas Pendidikan juga sudah rapat evaluasi ke seluruh sekolah pembelajaran tatap muka (PTM), terkait penerapan protokol kesehatan yang harus diperketat,” ujarnya.
Menurut dia pencarian kasus di sekolah yang menerapkan PTM masih akan terus berlangsung di puluhan sekolah lainnya.
“Ini menjadi langkah dukungan Dinkes terhadap PTM di era pandemi COVID-19. Dinkes akan terus cari kasus supaya tidak terjadi klaster PTM. Segera cari, segera tangani, dan segera putus rantai penyebarannya,” kata Dini Anggraeni .
Sementara itu, di lokasi yang berbeda Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tangerang, Jamaluddin menyatakan sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP), jika ditemukan warga sekolah yang terpapar COVID-19 sekolah tersebut harus ditutup sementara.
“Maka, Disdik sudah memerintahkan mulai Kamis (30/9) ini sebanyak 15 sekolah tersebut ditutup sementara selama sepekan. Kami sudah koordinasi dengan Dinkes sebagai ahlinya, dan ditentukan penutupan selama satu pekan dinilai cukup,” katanya.
Ia menegaskan selama penutupan 15 sekolah tersebut akan menjalani sterilisasi sekolah. Selain itu, Disdik akan turun langsung untuk memperkuat protokol kesehatan dan sarana prasarana pendukungnya.
“Sebelumnya sekolah yang PTM telah membentuk satgas di masing-masing sekolah. Dengan kejadian ini, seluruh sekolah yang menerapkan PTM diwajibkan membentuk satgas COVID-19 di setiap kelas tanpa terkecuali,” katanya.
Walau ditemukan kasus COVID-19 di 15 sekolah yang menggelar PTM Disdik akan tetap membuka PTM tahap lanjutan pada Senin depan.
“Masih akan terus berlangsung, hingga saat ini sudah 148 sekolah mengikuti PTM. Sisanya, 52 sekolah akan dibuka pada Senin depan,” demikian Jamaluddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni di Tangerang Kamis dalam keterangannya mengatakan tes usap acak dilaksanakan terhadap 18 sekolah dan berhasil mengumpulkan 873 sampel yang berasal dari siswa, guru dan petugas sekolah.
Baca juga: Warga Kabupaten Lebak diminta waspadai hujan deras dinihari
“Hasilnya tidak membahayakan karena semua yang terpapar tercatat sudah mendapat vaksinasi sehingga mereka terekam medis dalam kondisi OTG (orang tanpa gejala) dan gejala ringan dengan CT value yang tinggi. Maka, potensi penularannya cukup rendah,” katanya.
Ia menjelaskan tindak lanjut atau penanganan yang dilakukan Pemkot Tangerang adalah pendampingan isolasi mandiri terhadap 27 warga sekolah mulai dari cek kesehatan hingga obat-obatan.
Selain itu, melakukan penelusuran (tracing) kontak erat 1 berbanding 15 ke lingkungan keluarga, sekolah dan sosialnya.
“Dinkes juga sudah menjalin kerja sama untuk segera menggelar penyemprotan desinfektan ke 15 sekolah yang ditemukan kasus positif COVID-19. Dinkes dan Dinas Pendidikan juga sudah rapat evaluasi ke seluruh sekolah pembelajaran tatap muka (PTM), terkait penerapan protokol kesehatan yang harus diperketat,” ujarnya.
Menurut dia pencarian kasus di sekolah yang menerapkan PTM masih akan terus berlangsung di puluhan sekolah lainnya.
“Ini menjadi langkah dukungan Dinkes terhadap PTM di era pandemi COVID-19. Dinkes akan terus cari kasus supaya tidak terjadi klaster PTM. Segera cari, segera tangani, dan segera putus rantai penyebarannya,” kata Dini Anggraeni .
Sementara itu, di lokasi yang berbeda Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tangerang, Jamaluddin menyatakan sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP), jika ditemukan warga sekolah yang terpapar COVID-19 sekolah tersebut harus ditutup sementara.
“Maka, Disdik sudah memerintahkan mulai Kamis (30/9) ini sebanyak 15 sekolah tersebut ditutup sementara selama sepekan. Kami sudah koordinasi dengan Dinkes sebagai ahlinya, dan ditentukan penutupan selama satu pekan dinilai cukup,” katanya.
Ia menegaskan selama penutupan 15 sekolah tersebut akan menjalani sterilisasi sekolah. Selain itu, Disdik akan turun langsung untuk memperkuat protokol kesehatan dan sarana prasarana pendukungnya.
“Sebelumnya sekolah yang PTM telah membentuk satgas di masing-masing sekolah. Dengan kejadian ini, seluruh sekolah yang menerapkan PTM diwajibkan membentuk satgas COVID-19 di setiap kelas tanpa terkecuali,” katanya.
Walau ditemukan kasus COVID-19 di 15 sekolah yang menggelar PTM Disdik akan tetap membuka PTM tahap lanjutan pada Senin depan.
“Masih akan terus berlangsung, hingga saat ini sudah 148 sekolah mengikuti PTM. Sisanya, 52 sekolah akan dibuka pada Senin depan,” demikian Jamaluddin.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021