Pandeglang (AntaraBanten) - Pemerintah Kabupaten Pandeglang, siap membentuk badan layanan umum daerah (BLUD) pendidikan, kalau ada instruksi dari Dinas Pendidikan Provinsi Banten.
"Kalau memang ada kebijakan untuk membentuk BLUD pendidikan, kami siap melaksanakannya," kata Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi di Pandeglang, Selasa.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang, kata dia, bertekad meningkatkan kualitas pendidikan, jadi apapun pprogram terkait peningkatan mutu pendidikan akan dilaksanakan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang Nurhasa menyatakan kalau diinstruksikan dan ada dasar hukumnnya, Pandeglang siap membentuk BLUD itu.
Yang penting, kata dia, pembentukan BLUD yang digagas sebagai "wadah" untuk sekoleh eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) memang jelas dan tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Di Kabupaten Pandeglang, kata dia, ada lima sekolah eks RSBI diantaranya Sekolah Dasar Negeri 4, Sekolah Menengah Atas Negeri 4, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2.
"Ketika masih berstatus RSBI, sekolah-sekolah tersebut tidak terlalu mendapat perlakukan istimewa, bahkan hampir sama dengan sekolah lainnya," katanya.
Demikian juga dengan iuran, seperti biaya masuk, tidak jauh beda dengan sekolah lainnya, jadi masih standar.
"Kalau bicara perbedaan, mungkin hanya sarana dan prasarananya lebih lengkap dan kepala sekolah serta para gurunya sering mengikuti pelatihan, baik dipusat maupun tingkat provinsi, sehingga kemampuannya lebih baik dibandingkan pengajar di sekolah lainnya," katanya.
Meski tidak mendapat perlakukan istimewa, kata dia, sekolah-sekolah eks RSBI tersebut bisa menunjukkan prestasi lebih bagus dibandingkan sekolah lainnya, sehingga saat ini dijadikan percontohan.
"Sekolah-sekolah tersebut menjadi favorit bagi masyarakat, karena siswanya banyak yang berprestasi," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, akan terus dipertahankan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang terus mendorong sekolah eks RSBI untuk mempertahankan bahkan meningkatkan mutunnya.
"Kualitas sekolah itu sudah baik, dan kalau misalnya harus dibuat BLUD dan akan mutunya bisa lebih baik lagi, kenapa tidak," katanya.
Pemerintah Provinsi Banten, sedang merancang pengalihan status eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) guna mengoptimalkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang Hudaya Latuconsina, pekan lalu, menjelaskan segera menyusun rancangan peraturan daerah (raperda) sebagai payung hukum pembentukan BLUD pendidikan tersebut.
Ia mengatakan, nantinya sekolah-sekolah yang ingin masuk ke BLUD tersebut tidak hanya sekolah eks RSBI, tetapi sekolah lain yang ingin menjadi BLUD dengan kriteria tertentu dan harus memenuhi standar pendidikan nasional dan sumber daya yang optimal.
"Kami akan mendorong kabupaten/kota terutama yang memiliki sekolah-sekolah eks RSBI untuk dijadikan BLUD. Tujuannya untuk menggali sumber daya dan optimalisasi kualitas pendidikan yang dihasilkan dari satuan pendidikan tersebut," katanya. (Humas Pandeglang)
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013
"Kalau memang ada kebijakan untuk membentuk BLUD pendidikan, kami siap melaksanakannya," kata Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi di Pandeglang, Selasa.
Pemerintah Kabupaten Pandeglang, kata dia, bertekad meningkatkan kualitas pendidikan, jadi apapun pprogram terkait peningkatan mutu pendidikan akan dilaksanakan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang Nurhasa menyatakan kalau diinstruksikan dan ada dasar hukumnnya, Pandeglang siap membentuk BLUD itu.
Yang penting, kata dia, pembentukan BLUD yang digagas sebagai "wadah" untuk sekoleh eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) memang jelas dan tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Di Kabupaten Pandeglang, kata dia, ada lima sekolah eks RSBI diantaranya Sekolah Dasar Negeri 4, Sekolah Menengah Atas Negeri 4, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2.
"Ketika masih berstatus RSBI, sekolah-sekolah tersebut tidak terlalu mendapat perlakukan istimewa, bahkan hampir sama dengan sekolah lainnya," katanya.
Demikian juga dengan iuran, seperti biaya masuk, tidak jauh beda dengan sekolah lainnya, jadi masih standar.
"Kalau bicara perbedaan, mungkin hanya sarana dan prasarananya lebih lengkap dan kepala sekolah serta para gurunya sering mengikuti pelatihan, baik dipusat maupun tingkat provinsi, sehingga kemampuannya lebih baik dibandingkan pengajar di sekolah lainnya," katanya.
Meski tidak mendapat perlakukan istimewa, kata dia, sekolah-sekolah eks RSBI tersebut bisa menunjukkan prestasi lebih bagus dibandingkan sekolah lainnya, sehingga saat ini dijadikan percontohan.
"Sekolah-sekolah tersebut menjadi favorit bagi masyarakat, karena siswanya banyak yang berprestasi," katanya.
Kondisi tersebut, kata dia, akan terus dipertahankan dan Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang terus mendorong sekolah eks RSBI untuk mempertahankan bahkan meningkatkan mutunnya.
"Kualitas sekolah itu sudah baik, dan kalau misalnya harus dibuat BLUD dan akan mutunya bisa lebih baik lagi, kenapa tidak," katanya.
Pemerintah Provinsi Banten, sedang merancang pengalihan status eks rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) guna mengoptimalkan kualitas pendidikan di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang Hudaya Latuconsina, pekan lalu, menjelaskan segera menyusun rancangan peraturan daerah (raperda) sebagai payung hukum pembentukan BLUD pendidikan tersebut.
Ia mengatakan, nantinya sekolah-sekolah yang ingin masuk ke BLUD tersebut tidak hanya sekolah eks RSBI, tetapi sekolah lain yang ingin menjadi BLUD dengan kriteria tertentu dan harus memenuhi standar pendidikan nasional dan sumber daya yang optimal.
"Kami akan mendorong kabupaten/kota terutama yang memiliki sekolah-sekolah eks RSBI untuk dijadikan BLUD. Tujuannya untuk menggali sumber daya dan optimalisasi kualitas pendidikan yang dihasilkan dari satuan pendidikan tersebut," katanya. (Humas Pandeglang)
Editor : Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013