Ahli farmasi bahan alam, Prof. Dr. apt. Syamsudin, M.Biomed mengatakan persoalan disfungsi ereksi dapat di atasi melalui pengobatan dengan bahan-bahan alami.
Seperti diketahui gangguan fungsi organ reproduksi pria kerap menjadi persoalan bukan hanya mereka yang memasuki usia paruh baya bahkan dialami juga yang berusia muda.
Mengutip data dari Asian Journal of Andrology, prevalensi disfungsi ereksi di usia 20 hingga 29 tahun mencapai 15,10 persen, untuk usia 30-39 tahun penderita disfungsi ereksi mencapai 29,60 persen.
Hal tersebut tentu perlu solusi yang tepat dan lebih diperhatikan dalam penanganannya, kata Syamsudin dalam keterangan tertulis, Kamis.
Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi gangguan organ vital itu dengan pengobatan alami.
Salah satunya Onogra yang merupakan produk berbahan dasar alami yang mengandung ekstrak eurycoma longifolia radix/ pasak bumi, pimpinella pruatjan radix/ purwoceng, tribulus terrestris fructus, zingiber officinale rhizome/ jahe, dan areca catechu seed/ biji pinang.
Beberapa keistimewaan produk ini, diantaranya terbukti di uji klinis memberikan efek afrodisiak.
Onogra telah diuji klinis dan berdasarkan hasil uji lab, Onogra tidak mengandung bahan kimia obat seperti sildenafil nitrate, vardenafil, ataupun tadafil.
Onogra juga telah mendapatkan sertifikat halal, MUI, registrasi nomor dari BPOM dan diproduksi di FDA registered fasilitas. Onogra juga telah diexport ke beberapa negara barat dengan brand yang berbeda sebagai produk aphrodisiak.
Dari hasil kajian di atas Syamsudin menyimpulkan Onogra berkhasiat meningkatkan gairah, mengencangkan kulit dan otot, menambah stamina dan vitalitas, memperlancar aliran darah.
Onogra dapat membantu penyintas COVID-19 untuk kembali bersemangat dan bergairah dalam kehidupan yang rukun dan harmonis bersama pasangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Seperti diketahui gangguan fungsi organ reproduksi pria kerap menjadi persoalan bukan hanya mereka yang memasuki usia paruh baya bahkan dialami juga yang berusia muda.
Mengutip data dari Asian Journal of Andrology, prevalensi disfungsi ereksi di usia 20 hingga 29 tahun mencapai 15,10 persen, untuk usia 30-39 tahun penderita disfungsi ereksi mencapai 29,60 persen.
Hal tersebut tentu perlu solusi yang tepat dan lebih diperhatikan dalam penanganannya, kata Syamsudin dalam keterangan tertulis, Kamis.
Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi gangguan organ vital itu dengan pengobatan alami.
Salah satunya Onogra yang merupakan produk berbahan dasar alami yang mengandung ekstrak eurycoma longifolia radix/ pasak bumi, pimpinella pruatjan radix/ purwoceng, tribulus terrestris fructus, zingiber officinale rhizome/ jahe, dan areca catechu seed/ biji pinang.
Beberapa keistimewaan produk ini, diantaranya terbukti di uji klinis memberikan efek afrodisiak.
Onogra telah diuji klinis dan berdasarkan hasil uji lab, Onogra tidak mengandung bahan kimia obat seperti sildenafil nitrate, vardenafil, ataupun tadafil.
Onogra juga telah mendapatkan sertifikat halal, MUI, registrasi nomor dari BPOM dan diproduksi di FDA registered fasilitas. Onogra juga telah diexport ke beberapa negara barat dengan brand yang berbeda sebagai produk aphrodisiak.
Dari hasil kajian di atas Syamsudin menyimpulkan Onogra berkhasiat meningkatkan gairah, mengencangkan kulit dan otot, menambah stamina dan vitalitas, memperlancar aliran darah.
Onogra dapat membantu penyintas COVID-19 untuk kembali bersemangat dan bergairah dalam kehidupan yang rukun dan harmonis bersama pasangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021