Pemerintah Kabupaten Lebak Banten melakukan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) guna meningkatkan produksi pangan sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu.
"Program RJIT dengan sistem swakelola dan dikerjakan petani dengan dana APBN Pusat," kata Kepala Bidang Sarana Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Nana Mulyana di Lebak, Kamis.
Baca juga: Sebanyak 114 anak di Lebak kehilangan orang tuanya akibat COVID-19
Baca juga: Sebanyak 114 anak di Lebak kehilangan orang tuanya akibat COVID-19
Pemerintah daerah merealisasikan program RJIT di Kabupaten Lebak di sejumlah kecamatan dengan sasaran areal ratusan hektare.
Selama ini, kata dia, program RJIT sangat membantu proses usaha tani untuk meningkatkan produksi pangan.
Peningkatan produksi pangan tentu membutuhkan sarana ketersediaan pasokan air.
Program RJIT itu, ujarnya, dialokasikan masing-masing Rp 75 juta per kelompok tani dengan areal tanam seluas 200 hektare.
Kami berharap produksi pangan dapat meningkat dari 5,5 ton menjadi 7,0 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare, " katanya menjelaskan.
Menurut dia, pengerjaan RJIT itu melibatkan petani setempat untuk mengelola pemeliharaan air irigasi dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) agar sarana dan prasarana irigasi yang memadai.
Mereka petani juga merasa terbantu pendapatan ekonomi keluarga karena pekerjaan swakelola program RJIT bisa menghasilkan upah harian.
"Kita melakukan sarana saluran tersier juga saluran tingkat usaha tani," katanya menjelaskan.
Sementara itu, sejumlah petani Kabupaten Lebak mengatakan program RJIT itu dipastikan produksi pangan meningkat sehingga berdampak terhadap pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kami yakin pemeliharaan RJIT itu dapat mengaliri sekitar 200 hektare, kata Ujang, seorang petani Cileles Kabupaten Lebak.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021