Permintaan gula aren di Kabupaten Lebak, Banten sejak dua bulan terakhir meningkat hingga 200 toros dari sebelumnya 100 toros karena banyak digunakan untuk minuman herbal seperti minuman jahe.
 
Harga gula aren dijual Rp400 ribu per toros dan jika laku 200 toros maka menghasilkan Rp80 juta, " kata Sam'un seorang bandar gula aren di Rangkasbitung, Lebak, Senin.

Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di Lebak bertambah 232 orang
 
Meningkatnya permintaan gula aren tentu berdampak terhadap pendapatan ekonomi masyarakat desa, dimana perajin itu berada di pelosok- pelosok desa di Kabupaten Lebak.
 
Mereka perajin memproduksi gula aren karena terdapat perkebunan pohon aren sebagai bahan bakunya.
 
Produksi gula aren itu tersebar di Kecamatan Cirinten, Sobang, Cibeber, Cijaku, Cilograng, Malingping, Leuwidamar dan Muncang. "Kami menampung gula aren dari pelaku usaha itu," katanya menjelaskan.
 
Menurut dia, meningkatnya permintaan gula aren itu semula sebanyak 100 toros, namun kini terjual 200 toros per dua pekan.
 
Harga gula aren itu dijual Rp400 ribu per toros dan jika terjual sebanyak 200 toros maka bisa menghasilkan ekonomi Rp80 juta. "Pendapatan sebesar itu tentu meningkat dibandingkan sebelumnya Rp40 juta per toros, " katanya.
 
Ia mengatakan meningkatnya permintaan gula aren itu kebanyakan untuk dijadikan bahan campuran minuman jahe sehubungan adanya pandemi COVID-19.
 
Selain itu juga untuk pelaku usaha aneka makanan kuliner. "Kami beruntung selama ini permintaan pasaran gula aren terpenuhi dari perajin itu," katanya.
 
Begitu juga Agus, seorang pedagang warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengaku selama ini, permintaan pasar relatif tinggi, terlebih menjelang Idul Adha 1442 Hijriah.
 
Para perajin aneka makanan itu tentu membeli dengan jumlah banyak.
 
Selama ini, kata dia, produk gula aren di Kabupaten Lebak memiliki keunggulan karena organik juga rasanya manis, beraroma harum serta tahan lama tanpa bahan pengawet.
 
"Kami dua bulan ini terakhir ini permintaan pasar naik hingga 100 toros dari 50 toros per dua pekan," katanya menjelaskan.
 
Herlina (50) seorang konsumen mengaku dirinya membeli gula aren itu langsung ke penampung di Pasar Rangkasbitung dibandingkan membeli di perajin. "Kami membeli gula aren mencapai 40 toros dan dijual di Bandung, " katanya.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan selama ini kerajinan gula aren berkembang pesat karena permintaan cukup tinggi dan menjadikan unggulan pendapatan ekonomi masyarakat padesaan.
 
Saat ini, jumlah perajin gula aren hingga 11.000 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja 22.000 orang.
 
Selain itu juga menghidupi para bandar, pengepul hingga pedagang pengecer. "Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas dengan memberikan pembinaan kepada perajin karena gula aren mampu menyumbangkan kesejahteraan keluarga," katanya.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021