Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi menyatakan tenaga pendidik siap untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka karena siswa dinilai lebih efektif dalam menyerap materi pelajaran dengan metode seperti itu.
"Ketika kita bertemu dengan Presiden kita minta diprioritaskan membuka sekolah kembali. Oleh karena itu, sejak awal sudah mempersiapkan diri melakukan PTM," kata Unifah Rosyidi pada Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 yang digelar secara virtual bertajuk "Mengejar Prestasi di Tengah Pandemi," pada Senin.
Diakui, ketika menjalankan pembelajaran jarak jauh masih banyak guru yang terkendala dalam melakukan pengajaran kepada peserta didiknya. Sejumlah kendala tersebut dari mulai desain kurikulum yang masih belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh para peserta didik.
PGRI menganggap perlu disederhanakan kembali kurikulum yang telah diterbitkan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Kemudian, juga terdapat masalah teknis yang berkaitan dengan sistem manajemen pembelajaran yang menggunakan medium koneksi internet ketika melakukan kegiatan pengajaran di atas. Kuota internet masih menjadi permasalahan bagi para tenaga pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar melalui medium aplikasi daring.
Alhasil, proses belajar mengajar yang dilakukan melalui alternatif daring pun menjadi kurang optimal.
"Menyiapkan bahan kurikulum khusus yang bisa implementable daring dan sebagian besar itu belum bisa dijangkau dengan internet," ujarnya.
Di saat yang bersamaan, kini banyak tenaga pendidik di masa pandemi telah mengikuti berbagai pelatihan yang digelar oleh organisasi PGRI untuk penyesuaian.
Melalui pelatihan daring, para guru mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas dirinya ketika melakukan kegiatan mengajar di sekolah pada beberapa waktu ke depan.
Tercatat, sudah jutaan guru yang telah mengikuti kegiatan pelatihan. Dalam tiga hari, antusias para tenaga pendidik yang mengikuti pelatihan secara daring yang digelar oleh PGRI, mencapai 165 ribu.
"Animo yang ditunjukkan oleh para guru dalam meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan peningkatan kapasitas diri luar biasa. Dan sudah jutaan guru yang kita latih dalam situasi seperti ini," tuturnya.
Meski begitu, katanya, para guru saat ini tetap menunggu kepastian dari berbagai pihak yang terkait dengan penanganan COVID-19 untuk menggelar kembali kegiatan PTM. Para pemangku kepentingan itu, harus memastikan bahwa kegiatan PTM yang digelar dapat memberikan rasa aman bagi tenaga pendidik maupun peserta didik di sekolah.
Mengingat, penyelenggaraan PTM harus melibatkan berbagai pihak dari mulai instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga instansi yang berwenang dalam penanangan COVID-19. Sehingga, penularan wabah global ini dapat diantisipasi penyebarannya terhadap para peserta didik yang mengikuti PTM.
"Keselamatan dan keamanan bagi siswa, guru dan tenaga pendidikan itu adalah yang utama di atas segala-galanya. Prinsip yang harus dipegang untuk pelaksanaan PTM," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Ketika kita bertemu dengan Presiden kita minta diprioritaskan membuka sekolah kembali. Oleh karena itu, sejak awal sudah mempersiapkan diri melakukan PTM," kata Unifah Rosyidi pada Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 yang digelar secara virtual bertajuk "Mengejar Prestasi di Tengah Pandemi," pada Senin.
Diakui, ketika menjalankan pembelajaran jarak jauh masih banyak guru yang terkendala dalam melakukan pengajaran kepada peserta didiknya. Sejumlah kendala tersebut dari mulai desain kurikulum yang masih belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh para peserta didik.
PGRI menganggap perlu disederhanakan kembali kurikulum yang telah diterbitkan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Kemudian, juga terdapat masalah teknis yang berkaitan dengan sistem manajemen pembelajaran yang menggunakan medium koneksi internet ketika melakukan kegiatan pengajaran di atas. Kuota internet masih menjadi permasalahan bagi para tenaga pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar melalui medium aplikasi daring.
Alhasil, proses belajar mengajar yang dilakukan melalui alternatif daring pun menjadi kurang optimal.
"Menyiapkan bahan kurikulum khusus yang bisa implementable daring dan sebagian besar itu belum bisa dijangkau dengan internet," ujarnya.
Di saat yang bersamaan, kini banyak tenaga pendidik di masa pandemi telah mengikuti berbagai pelatihan yang digelar oleh organisasi PGRI untuk penyesuaian.
Melalui pelatihan daring, para guru mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas dirinya ketika melakukan kegiatan mengajar di sekolah pada beberapa waktu ke depan.
Tercatat, sudah jutaan guru yang telah mengikuti kegiatan pelatihan. Dalam tiga hari, antusias para tenaga pendidik yang mengikuti pelatihan secara daring yang digelar oleh PGRI, mencapai 165 ribu.
"Animo yang ditunjukkan oleh para guru dalam meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai pelatihan peningkatan kapasitas diri luar biasa. Dan sudah jutaan guru yang kita latih dalam situasi seperti ini," tuturnya.
Meski begitu, katanya, para guru saat ini tetap menunggu kepastian dari berbagai pihak yang terkait dengan penanganan COVID-19 untuk menggelar kembali kegiatan PTM. Para pemangku kepentingan itu, harus memastikan bahwa kegiatan PTM yang digelar dapat memberikan rasa aman bagi tenaga pendidik maupun peserta didik di sekolah.
Mengingat, penyelenggaraan PTM harus melibatkan berbagai pihak dari mulai instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga instansi yang berwenang dalam penanangan COVID-19. Sehingga, penularan wabah global ini dapat diantisipasi penyebarannya terhadap para peserta didik yang mengikuti PTM.
"Keselamatan dan keamanan bagi siswa, guru dan tenaga pendidikan itu adalah yang utama di atas segala-galanya. Prinsip yang harus dipegang untuk pelaksanaan PTM," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021