Serang (ANTARABanten) - Sejumlah pengunjung wisata Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten, mengeluhkan terhadap tarif masuk pantai  yang dinilainya terlampau mahal.


Nurmalasari (23), warga Kota Tangerang, di Serang, Rabu, mengatakan, akhir pekan lalu ia bersama teman-temannya berkunjung ke Anyer untuk melepas penat setelah sepekan berkutat dengan perkuliahan, namun terkejut dengan mahalnya biaya masuk ke pantai.

Para pengelola pantai memasang tarif masuk sangat tinggi antara Rp25 ribu untuk sepeda motor sampai Rp200 ribu untuk bus.

"Saya kira tarifnya lima ribu atau sepuluh ribu. Enggak taunya pas masuk diminta Rp50.000 per mobil. Kita kan mahasiswa Mas. Datang uangnya ngepas. Ya terpaksa dibayar. Tapi itu gila, mahal banget," kata Nurmalasari yang masuk di kawasan Pantai Sambolo.

Tak sampai disitu, kata Nurmalasari, ia dan teman-temannya juga dimintai uang lagi Rp60.000 saat duduk di gubuk yang ada di pinggir pantai.

"Katanya itu beda lagi fasilitasnya makanya harus bayar lagi. Waduh, saya bilang ini sudah pemerasan namanya. Pantai itu kan harusnya tempat umum. Kok sampai segitunya," katanya.

Hal sama juga diungkapkan Farah (22), warga Bogor yang datang ke Anyer bersama keluarganya Sabtu (29/10) lalu.

Farah mengatakan, selain bertarif mahal, para pedagang Anyer juga kerap memaksa pengunjung untuk membeli dagangan mereka.

"Selang dua menit pedagang lagi, pedagang lagi. Saya baru pertama kali datang. Mending ke Pelabuhan Ratu aja deh kalau begitu, gratis," katanya.

Farah mengatakan, sebagai pantai wisata, semestinya Anyer memberikan pelayanan yang ramah kepada pengunjung.

"Saya pernah dengar dari temen saya. Kalo ke Anyer mending nginap ke hotel aja, gak usah masuk ke pantai-pantai, soalnya bayarnya mahal. Eh, bener ternyata. Kayak diperas deh," kata Farah.

Edo, Mustafa, dan Aditya, pengunjung lainnya mengatakan hal yang sama.

"Enggak ada apa-apa yang dilihat. Kehiburnya kita cuma makan ikan aja tadi," kata Mustafa, warga Tangerang.

Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Serang Ridwan Surbakti membenarkan hal tersebut.

"Itu juga (pengelola) banyak yang tidak memiliki izin. Pantainya punya orang Jakarta," kata Ridwan.

Ridwan mengatakan, pihaknya memang berencana untuk membenahi kondisi tersebut. Belum lama ini, disporabudpar melakukan rapat dengan dinas terkait seperti dinas pengelola kekayaan dan aset daerah mengenai rencana pengelolaan pantai terbuka.

"Sangat mungkin pengunjung bisa kapok. Tapi ya itu, sementara ini kita tidak bisa apa-apa," kata Ridwan.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011