Lurah Warnasari Hayani mengaku tak pernah kebakaran jenggot menghadapi adanya temuan kasus gizi buruk yang dialami warganya. 

Ia mengaku hanya bisa berupaya saat aparatur di bawahnya mulai dari rukun tetangga, rukun warga, kader dan warga masyarakat lainnya menemukan adanya warga yang menderita gizi buruk. 

"Ya bagi saya itu memang tanggungjawab pemimpin wilayah untuk mengatasi persoalan di wilayah nya termasuk soal gizi buruk. Kami tidak pernah kebakaran jenggot, tetapi kami lebih melakukan penanganan dengan cepat dan berupaya dengan menggandeng perusahaan sekitar agar bersama-sama bisa membantu menangani warga gizi buruk untuk bisa memberikan bantuan berupa tambahan makanan atau apapun yang dibutuhkan," katanya saat ditemui di kantornya pada Selasa, (25/05).

Hal itu karena Lurah Hayani sadar, kasus gizi buruk tak semata-mata disebabkan kesalahan pemerintah. Terlebih di wilayah nya kebanyakan kasus gizi buruk disebabkan akibat bawaan sejak lahir. Belum lagi kebanyakan adalah warga pendatang, namun karena ada di wilayah nya Hayani mengaku tak pernah membeda-bedakan dalam melakukan penanganan. 

"Memang di wilayah kami masih banyak, tapi itu kebanyakan warga pendatang dan penyebabnya itu ada yang bawaan dari lahir walaupun tidak kami pungkiri ada juga karena faktor ekonomi. Dan meski demikian tentu kami tidak boleh tinggal diam. Kami tetap berupaya," tutupnya.

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021