Tangerang (ANTARABanten) - Situ Pondok, Kabupaten Tangerang, Banten, mengering akibat kemarau panjang sehingga menyebabkan pasokan air mengalami penurunan untuk kebutuhan pertanian warga setempat.

"Kami kesulitan air untuk tanaman palawija karena debit Situ Pondok menurun saat ini," kata Siswandi (48) warga Desa Sukaharja, Kecamatan Sindang Jaya, Tangerang, Senin.

Menurut dia, pada hari biasa, petani sekitar dapat memanfaatkan air untuk menyiram aneka tanaman palawija dari Situ Pondok.

Situ Pondok terletak di Desa Sukaharja, Kecamatan Sindang Jaya Kabupaten Tangerang, dengan  luas mencapai 27,7 ha dan perkiraan volume tampung air sebesar 540.000 meter kubik.

Namun pada musim kemarau ini debit air Situ Pondok itu hanya tinggal 35 hingga 40 persen dan kemudian tanaman enceng gondok tumbuh subur menutupi permukaan air.

Walau begitu, warga setempat masih dapat memanfaatkan air situ tersebut untuk keperluan memandikan ternak dan untuk kebutuhan lain.

Pendapat serupa juga diutarakan warga Desa Sukaharja lainnya Rohmat (42) warga RW 08 dan Junaedi (39) penduduk RT 02/07 bahwa mereka memanfaatkan secara maksimal air situ yang masih tersisa.

Sebelumnya, pada musim kemarau para petani di Kecamatan Pakuhaji dan Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, terancam gagal panen karena tanaman padi mereka kekeringan akibat kurangnya pasokan air dari saluran irigasi setempat.

Biasanya pasokan air untuk tanaman padi berasal dari saluran irigasi, tapi belakangan ini sudah berkurang debitnya.

Akibat saluran irigasi mengering menyebabkan puluhan hektar tanaman padi petani lainnya mengalami nasib serupa pada musim tanam 2011, sehingga harus mendapatkan air dari sungai terdekat.

Sedangkan petani yang terancam panen itu berada di Desa Kiara Payung, Rawaboni serta Desa Kohot akibat tanaman padi yang sudah berbuah mulai mengering karena tidak ada hujan.

Demikian pula beberapa desa di Kecamatan Sepatan seperti Lebak Wangi, Karet, Kayu Agung, Tanah Merah dan Pisangan Jaya tanaman padi mereka mulai kekurangan air dari irigasi setempat.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011