Puluhan warga Desa Selagedang, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan setelah menyantap kikil kulit sapi usai berbuka puasa, di daerah itu.

"Lima orang masih menjalani rawat inap di Puskesmas setempat dan seorang ibu hamil terpaksa di rujuk ke RSUD Cianjur karena mengalami dehidrasi berat," kata Kepala Puskesmas Cibeber, Asep Rosihullhaq saat dihubungi di Cianjur, Jawa Barat, Jumat.

Baca juga: Puluhan santri Ponpes As-Shofiyani Bekasi keracunan saat buka puasa bersama

Ia mengatakan setelah berbuka puasa, pihaknya menerima 29 orang warga yang mengalami keracunan nyaris bersamaan, diduga penyebab keracunan berasal dari kikil kulit sapi yang disantap saat berbuka.

"Puluhan orang tersebut berasal dari beberapa kampung di Desa Selagedang, sebagian besar mengaku menyantap kikil yang dibeli dari pedagang keliling sore menjelang berbuka puasa. Sebagian besar sudah pulang tinggal lima orang masih menjalani rawat inap," katanya.

Warga yang mengalami keracunan berasal dari Kampung Ciaul sebanyak 12 orang, Kampung Cimenteng sebanyak 13 orang dan warga Kampung Sudaralang sebanyak dua orang.

Seorang di antaranya seorang ibu hamil sehingga dirujuk RSUD Cianjur, untuk mendapatkan perawatan medis secara intensif.

Sebelumnya, tenaga medis dari Puskesmas dikirim ke perkampungan warga karena mendapat kabar ada seorang warga yang mengeluh mengalami keracunan ke tempat praktek bidan setempat.

Selang beberapa puluh menit tenaga medis menemukan puluhan warga yang mengalami keracunan dan langsung dibawa ke Puskesmas setempat.

"Saat ini sebagian besar warga yang mengalami keracunan sudah dapat pulang karena kondisi sudah membaik setelah mendapat pertolongan medis. Sedangkan lima orang lainnya yang mengalami keracunan cukup parah menjalani perawatan di rumah bidan setempat," katanya.

Sementara saat ini, sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan puluhan warga itu, telah dibawa pihak kepolisian untuk dibawa laboratorium.

"Kita tinggal menunggu kepastian apakah kikil sebagai penyebab warga keracunan," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021