Kota Tangerang, Banten, terpilih menjadi kota pertama di pulau Jawa sebagai lokasi pembangunan laboratorium riset dan pengembangan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai sumber energi terbarukan dan pengelolaan sampah perkotaan.

Pemilihan Kota Tangerang itu ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Tangerang dengan PT. Indonesia Power tentang kerja sama penyediaan bahan bakar jumputan padat untuk cofiring Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Baca juga: Wali Kota Tangerang usul inovasi teknologi 'vertikal garden' sebagai RTH

Wali Kota Tangerang H. Arief R. Wismansyah di Tangerang, Jumat, mengungkapkan uji coba dan pengembangan teknologi RDF akan dikelola bersama dengan PT. Indonesia Power sesuai dengan rekomendasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang pengembangan pengelolaan sampah berbasis energi.

"Di Pulau Jawa, Kota Tangerang yang pertama untuk uji coba pengelolahan sampah perkotaan menjadi RDF," kata Wali Kota Arief usai acara penandatanganan yang berlangsung secara daring, Jumat (23/4).

Wali Kota mengharapkan dengan penandantanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Tangerang dan Indonesia Power dapat menambah semangat bagi seluruh pemerintah daerah di Indonesia, terutama terkait penanganan sampah perkotaan.

"Ini jadi solusi bagi penanganan lingkungan yang ada di daerah dengan teknologi yang berkembang bisa menjadi sumber energi terbarukan. Dan tentunya dengan biaya yang lebih murah bagi Pemda," ujarnya di acara yang juga diikuti oleh Direktur Utama Indonesia Power Mochamad Ahsin Sidqi dan Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad.

Wali Kota Arief mengatakan Pemkot Tangerang siap dengan kuota pengelolaan sampah sebagai bahan baku Refuse Derived Fuel (RDF) yang nantinya dikelola oleh PT. Indonesia Power sebagai sumber energi terbarukan.

"Kita harus bisa sosialisasikan bersama bahwa RDF merupakan solusi yang efektif," ungkap Wali Kota.

Direktur Mega Proyek PLN Ikhsan Asaad menuturkan riset dan pengembangan RDF sebagai bahan bakar energei terbarukan akan sangat bermanfaat mengingat program ini tidak membutuhkan investasi yang besar.

"Saat ini kondisinya juga tidak memungkinkan untuk membangun pembangkit EBT," jelas Ikhsan.

Ikhsan menjabarkan di Pulau Jawa, sistem yang dimiliki PLN over supply oleh karena itu upaya untuk meningkatkan bauran EBT dengan cofiring adalah cara yang efektif.

"Harapannya program ini juga bisa berlangsung di daerah lain seluruh Indonesia," kata Iksan Asaad.


Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021