Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten memanen timun suri sehingga dapat menghasilkan nilai ekonomi.
"Produksi panen timun suri itu dipasok ke pasar dengan harga berkisar Rp5.000 sampai Rp8.000/buah," kata Rahmat, seorang petugas Pembinaan dan Kemandirian Lapas Rangkasbitung di Lebak, Jumat.
Baca juga: Petani milenial di Lebak didorong tingkatkan produksi pangan
Masyarakat binaan Lapas Rangkasbitung tersebut mengembangkan budi daya tanaman timur suri dalam program Pembinaan dan Kemandirian di bidang pertanian.
Program pertanian itu guna meningkatkan kemampuan dan ketrampilan warga binaan agar mereka setelah kembali ke masyarakat dapat mengembangkan usaha pertanian.
Mereka warga binaan Lapas Rangkasbitung yang mengembangkan budi daya pertanian mencapai puluhan orang.
Pengembangan pertanian itu, kata dia, wilayah Kabupaten Lebak sebagai daerah agraris sangat memungkinkan untuk budi daya tanaman pangan, buah-buahan dan sayur-sayuran sehingga bisa menghasilkan pendapatan ekonomi.
"Kami berharap para warga binaan itu setelah keluar dari Lapas Rangkasbitung bisa hidup mandiri melalui ketrampilan pertanian itu," katanya.
Menurut dia, panen timun suri khas bulan suci Ramadhan itu ditanam pada Februari dan April 2021 memasuki musim panen.
Komoditas panen timun suri itu ditampung tengkulak dan mereka dipasok ke pasok Rangkasbitung.
Pengembangan pertanian budi daya timun suri di lahan Pondok Asimilasi Rutan Rangkasbitung seluas satu hektare.
Mereka warga binaan itu, selain budi daya timun suri juga tanaman cabai dan sayur-sayuran, seperti kangkung, bayam dan terung.
"Semua warga binaan yang memperoleh pembinaan itu memasuki masa asimilasi agar kembali ke masyarakat memiliki ketrampilan," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga binaan Lapas Rangkasbitung mengaku bahwa mereka merasa senang bisa memanen timun suri,sehingga memberikan pendapatan.
"Kami sebulan ke depan keluar dari Lapas Rangkasbitung dipastikan menggeluti usaha pertanian di kampung halaman," kata Cecep (30), seorang warga binaan Lapas Rangkasbtung.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Produksi panen timun suri itu dipasok ke pasar dengan harga berkisar Rp5.000 sampai Rp8.000/buah," kata Rahmat, seorang petugas Pembinaan dan Kemandirian Lapas Rangkasbitung di Lebak, Jumat.
Baca juga: Petani milenial di Lebak didorong tingkatkan produksi pangan
Masyarakat binaan Lapas Rangkasbitung tersebut mengembangkan budi daya tanaman timur suri dalam program Pembinaan dan Kemandirian di bidang pertanian.
Program pertanian itu guna meningkatkan kemampuan dan ketrampilan warga binaan agar mereka setelah kembali ke masyarakat dapat mengembangkan usaha pertanian.
Mereka warga binaan Lapas Rangkasbitung yang mengembangkan budi daya pertanian mencapai puluhan orang.
Pengembangan pertanian itu, kata dia, wilayah Kabupaten Lebak sebagai daerah agraris sangat memungkinkan untuk budi daya tanaman pangan, buah-buahan dan sayur-sayuran sehingga bisa menghasilkan pendapatan ekonomi.
"Kami berharap para warga binaan itu setelah keluar dari Lapas Rangkasbitung bisa hidup mandiri melalui ketrampilan pertanian itu," katanya.
Menurut dia, panen timun suri khas bulan suci Ramadhan itu ditanam pada Februari dan April 2021 memasuki musim panen.
Komoditas panen timun suri itu ditampung tengkulak dan mereka dipasok ke pasok Rangkasbitung.
Pengembangan pertanian budi daya timun suri di lahan Pondok Asimilasi Rutan Rangkasbitung seluas satu hektare.
Mereka warga binaan itu, selain budi daya timun suri juga tanaman cabai dan sayur-sayuran, seperti kangkung, bayam dan terung.
"Semua warga binaan yang memperoleh pembinaan itu memasuki masa asimilasi agar kembali ke masyarakat memiliki ketrampilan," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga binaan Lapas Rangkasbitung mengaku bahwa mereka merasa senang bisa memanen timun suri,sehingga memberikan pendapatan.
"Kami sebulan ke depan keluar dari Lapas Rangkasbitung dipastikan menggeluti usaha pertanian di kampung halaman," kata Cecep (30), seorang warga binaan Lapas Rangkasbtung.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021