Lebak, (ANTARABanten)  - Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Lebak, Banten, selama 2011 yang bermasalah hanya satu kasus ditangani pemerintah daerah karena tidak dibayar gaji dan mendapat penyiksaan oleh majikanya di Arab Saudi.

 "Kami sudah menangani bersama-sama dengan sponsor dan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkanya itu," kata Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Lebak, Suprapto, di Rangkasbitung.

Suprapto mengatakan, pihaknya selama tahun 2011 hanya baru satu kasus TKI yang melaporkan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Sosial setempat.

Kasus TKI yang ditangani itu bernama Tuti (25) warga Rangkasbitung dan ia pulang kampung pada bulan Maret lalu hanya dikasih uang Rp2,5 juta atau 1.200 real.

Korban juga dianiaya hingga sekujur tubuh luka dan dirawat di Rumah Sakit Polri Jakarta.

Ia bekerja ke Arab Saudi melalui PJTKI PT Citra Putra Indarap yang berkantor di Duren Sawit Jakarta Selatan dan berangkat awal tahun 2010.

 "Saya perjuangkan hak-hak tenaga kerja agar dipenuhi oleh majikanya, seperti gaji dan asuransi," katanya.

Menurut dia, diperkirakan jumlah TKI Kabupaten Lebak yang bekerja di luar negeri sekitar 20.000 orang dan mereka kebanyakan ke Timur Tengah sebagai pembantu rumah tangga, pengemudi, dan pegawai hotel.

Dari  20.000 orang tersebut sebagian besar kaum perempuan dengan rata-rata pendidikan sekolah dasar (SD).

Mereka mengadu nasib di negeri orang untuk membantu ekonomi keluarga.

Selama ini, kata dia, pihaknya belum menerima laporan TKI asal Kabupaten Lebak tersangkut hukum di Timur Tengah.

Selain itu pihaknya hingga kini belum menerima kasus korban penganiyaan, pemerkosaan maupun gaji tidak dibayar.

"Biasanya, kasus TKI yang melapor antara 10 sampai 15 orang per tahun," ujarnya.

Dia menyebutkan, warga Kabupaten Lebak yang bekerja di luar negeri tersebar di Kecamatan Cipanas, Sajira, Wanasalam, Cilograng, Cibeber, Malingping, Curugbitung, Cijaku, Cibadak, Warunggunung, Kalanganyar, Cimarga, Rangkasbitung, dan Maja.

Mereka kini mampu membangun rumah, membeli sawah, kebun cengkih, dan membeli sepeda motor, bahkan banyak anak-anak mereka bisa kuliah hingga perguruan tinggi.

"Saya kira kampung-kampung yang banyak TKI di Lebak mereka umumnya berhasil meningkatkan ekonomi ke

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011