Jakarta (ANTARA News) - Scott Wilson Sdn Bhd, perusahaan publik yang bergerak dibidang teknik dan konstruksi tengah melakukan serangkaian pengujian terhadap konstruksi sarang laba-laba di Bandara Udara Internasional Juwata Tarakan Kalimantan Timur untuk menetapkan pavement clasification number (PCN).

"PCN ini untuk menentukan jenis pesawat apa saja yang dapat mempergunakan konstruksi ini nantinya," kata anggota tim penguji, Harmein Rahman kepada wartawan, Selasa, saat ditanyakan mengenai tujuan pengujian terhadap konstruksi sarang laba-laba di Bandara Udara Juwata Tarakan.

Bandara Juwata Tarakan sendiri mempergunakan konstruksi sarang laba-laba untuk bagian taxiway (tempat keluar dan masuk pesawat) dan apron (tempat parkir pesawat). Bandara tersebut saat ini telah melayani pendaratan pesawat Boing milik Lion dan Sriwijaya.

Hasil uji PCN nantinya akan menjadi pedoman bagi maskapai penerbangan untuk menentukan jenis pesawat yang dapat mendarat di Bandara Udara Juwata Tarakan. Besaran PCN nantinya harus lebih besar dari aircraft clasification number (ACN) yang dimiliki
maksapai penerbangan, jelas Harmein yang juga pengajar ITB.

Menurutnya, uji PCN untuk mengetahui kekuatan konstruksi dalam menahan beban (pesawat) dengan cara dihantam dengan beban dengan kekuatan tertentu untuk kemudian direkam menggunakan peralatan  yang dinamakan geophone yang terhubung dengan
peralatan komputer.

Harmein mengatakan, uji terhadap konstruksi sarang laba-laba yang termasuk konstruksi beton untuk mengetahui tingkat fleksibilitas, sehingga kalau terkena beban seberapa jauh dia kembali kepada posisi semula.

Harmein mengatakan, dilibatkannya Scott Wilson dalam pengujian di Bandara Juwata Tarakan karena merupakan perusahaan yang independen dan profesional, uji semacam ini juga tengah dilakukan di Bandara Udara Kualanamu Medan Sumatra Utara.

Uji kekuatan untuk konstruksi beton dilakukan melalui dua cara yakni melalui falling weight deflectometer (FWD) yakni beban yang dijatuhkan, serta melalui heavy weight deflectometer (HWD) melalui uji beban statis. Konstruksi Sarang Laba-Laba sendiri telah lolos untuk uji HWD beberapa waktu lalu, jelas Harmein. 

Menurut dia, secara logika struktur konstruksi sarang-laba yang merupakan karya anak bangsa merupakan konstruksi yang sangat kuat. 

"Rangkaian segitiga yang disusun menyerupai sarang laba-laba merupakan konstruksi yang sangat kuat, segitiga sendiri dalam dunia konstruksi merupakan bentuk yang diklaim kokoh dibandingkan bentuk lainnya," jelas dia.    Harmein mengatakan, melalui uji PCN akan diketahui tugas dari masing-masing  lapisan dalam menahan beban.

Mengenai aplikasi konstruksi sarang laba-laba untuk bandara udara lainnya, Harmein mengatakan, dengan hasil ini diharapkan dapat memberikan kepercayaan kepada pemberi kerja terhadap kekuatan konstruksi ini, meskipun untuk  membutuhkan waktu agar dapat dipakai kepada semua kalangan.

Harmein mengatakan, konstruksi beton memiliki keunggulan lebih kuat terhadap air, namun untuk dipakai sebagai runway (landasan pesawat)  ada sejumlah pertimbangan sejumlah pengelola Bandara yakni usia landing gear pesawat lebih singkat ketimbang yang menggunakan aspal.

"Namun disejumlah negara seperti Amerika Serikat mereka lebih suka menggunakan beton sebagai landasan, berbeda dengan Eropa yang lebih memilih perkerasan aspal. Pilihan ini tergantung kepada keputusan masing-masing pengelola," kata Harmein.

Sementara itu, tenaga ahli dari Scott Wilson, Farukh E Johri mengatakan, cara kerja geophone ini sama dengan seismograf hanya saja hasil yang didapat lebih rinci.

Farukh mengatakan, perusahaannya selama ini menjadi mitra kerja Boeing untuk melakukan pemeriksaan runway, taxiway, dan apron di sejumlah Bandara Udara.

Dia mengatakan, untuk Bandara Udara Internasional Tarakan beban tumbuk yang diberikan sebesar 500 kilogram pada bidang berdiameter 45 centi meter.

Farukh sendiri mengatakan, dirinya telah memeriksa sejumlah bandara udara internasional seperti Changi Singapura, Swarabhumi Bangkok, Hongkong, Brunei, Kuala Lumpur, dan sebagainya untuk memastikan sesuai dengan standar organisasi penerbangan sipil internasional (international civil aviation organization/ ICAO).

Farukh mengatakan, perusahaan juga telah diminta pemerintah Singapura untuk memeriksa bandara udara yang layak didarati pesawat berbadan lebar Boeing 747 - 800 di Indonesia apabila terjadi kondisi darurat, hasil rekomendasinya Halim Perdanakusuma Jakarta dan Juanda Surabaya merupakan pilihan.

Dia mengatakan, sangat takjub dengan kemampuan bangsa Indonesia menciptakan konstruksi sarang laba-laba yang berdasarkan pengamatannya memiliki kekuatan yang tidak kalah dengan teknologi beton lainnya.

Bahkan selama pemeriksaan dia sempat bertanya-tanya kepada tenaga ahli PT Katama Suryabumi perusahaan pemilik lisensi konstruksi sarang laba-laba karena tidak menemukan sambungan sama sekali, serta tidak percaya bahwa tebal beton itu hanya 17 centimeter. "Saya takjub kalau tebal beton itu hanya 17 centimeter," ujar dia terheran-heran.

Sarang Laba-Laba merupakan konstruksi beton berbentuk segitiga dalam satu rangkaian yang ditengah segitiga tersebut diisi dengan tanah yang dipadatkan, setelah itu baru dilapis beton.

Pondasi Ramah Gempa KSLL merupakan teknologi inovasi karya anak bangsa, yang berhasil menyabet serangkaian penghargaan nasional, diantaranya penghargaan upakarti rintisan teknologi industri 2009 yang diserahkan langsung Presiden RI, penghargaan apresiasi produk asli Indonesia, penghargaan ristek 2008, penghargaan Indocement 2008, dan penghargaan konstruksi Indonesia 2007.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011