Pesisir selatan Kabupaten Lebak kini dikembangkan menjadi sentra ikan tangkap oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten guna mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat setempat.

"Pengembangan sentra ikan tangkap itu, karena sangat berpotensi dengan berada di perairan Samudra Hindia," kata Kepala Seksi Pemberdayaan Nelayan Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah di Lebak, Kamis.

Baca juga: Puskesmas di Lebak layani vaksinasi COVID-19 bagi lansia

Populasi ikan-ikan di perairan Samudra Hindia merupakan ikan migrasi antarsamudera dengan memiliki mutu dan kualitas serta bernilai jual tinggi juga produksinya cukup melimpah.

Dimana populasi ikan di Perairan Samudra itu terdapat jenis ikan besar, seperti tuna, marlin dan layaran juga tangkapan cakalang tongkol, lobster, dan sidat.

Bahkan, kata dia, saat ini nelayan mengembangkan budi daya ikan sidat dan udang lobster.

Pemerintah Provinsi Banten mengembangkan sentra ikan tangkap di pesisir selatan berharap ke depan menjadikan Lumbung Ikan Nasional.

Potensi ikan tangkap di pesisir selatan Lebak hingga kini belum optimal akibat berbagai faktor di antaranya minimnya infrastuktur pelabuhan, alat tangkap juga alat pendingin ikan yang bisa menampung dengan jumlah banyak.

Karena itu, Kementerian Perikanan tahun 2021 ini membangun Pelabuhan Ikan Terpadu di Binuangeun dengan wilayah Kabupaten Lebak dan Pandeglang seluas 85 hektare.

Pembangunan Pelabuhan Ikan Terpadu itu, kata dia, nantinya kapal besar tidak ada lagi bersandar di aliran sungai ke laut.

"Semua kapal-kapal besar itu bersandar di pelabuhan," katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, pengembangan sentra ikan tangkap itu dengan pembangunan Pelabuhan Ikan Terpadu sangat sinergis dan dipastikan tingkat kesejahteraan masyarakat setempat menjadi lebih baik.

Selain itu juga menyerap ribuan tenaga kerja juga akan terdapat industri perusahaan pengelolaan ikan segar juga memproduksi ikan kalengan untuk ekspor ke mancanegara.

Mereka nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak dipastikan banyak kapal-kapal besar di atas 20 Grosston.

"Kami berharap nelayan sebelum menerima bantuan alat tangkap maupun kapal dari pemerintah tentu terlebih dahulu mengikuti pelatihan teknologi agar mampu mengoperasikan peralatan canggih untuk mendeteksi populasi ikan itu," katanya.

Ia menyebutkan, saat ini, nilai transaksi pelelangan ikan di pesisir selatan Kabupaten Lebak menembus Rp4 miliar dari hasil tangkapan 250 ton per bulan.

Masyarakat pesisir itu hingga kini mengandalkan ekonomi mereka dari hasil produksi tangkapan ikan.

Produksi tangkapan ikan dilakukan pelelangan di PPI Binuangeun, selain dijual ke pasar, perusahaan juga diolah menjadi aneka kerajinan, seperti abon ikan, baso ikan dan kerupuk ikan.

"Kami berharap tangkapan nelayan melimpah dan bisa memenuhi kebutuhan konsumsi ikan dan peningkatan ekonomi nelayan," katanya.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021