Peternak kerbau di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten diminta meningkatkan teknik budi daya,sehingga dapat menyumbangkan ekonomi juga swasembada daging.

"Kita masih banyak menemukan masyarakat mengelola usaha peternakan itu secara tradisional dan sulit untuk berkembang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pembibitan Kabupaten Lebak Teguh di Lebak, Senin.

Saat ini, populasi kerbau di Kabupaten Lebak menurun drastis dari 33 ribu ekor yang sempat masuk kategori ke lima tingkat nasional, namun kini menjadi 19 ribu ekor.

Baca juga: MUI Lebak : Allah tidak mengampuni dosa bagi pelaku santet
Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak ingatkan warga waspadai puting beliung

Menurunnya populasi itu di antaranya akibat peternak yang masih menggembala hewan  dilepas di lahan lapang juga perawatan tidak maksimal  sehingga mengakibatkan keterlambatan bunting.

Selain itu minim pembibitan unggul baik pejantan maupun betina, sehingga menyebabkan populasi kerbau berkurang.

"Kami mendorong agar peternak kerbau dapat mengembangkan budi daya agar populasi hewan meningkat dan menguntungkan usaha peternakan itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, teknik budi daya peternakan kerbau perlu dibangun jiwa kewirausahaannya dengan mengubah orientasi bisnis agar usaha ternak menjadikan penghasilan tetap dan andalan ekonomi masyarakat.

Sehingga, usaha peternakan kerbau di masyarakat tidak lagi dijadikan usaha sampingan atau tabungan.

Sebab, usaha peternakan kerbau cukup prospektif dan menjanjikan ekonomi yang lebih baik, karena harga di pasaran berkisar Rp25 juta sampai Rp45 juta/ekor.

Selama ini, permintaan pasar hewan besar cukup tinggi,terutama pada hari kegiatan keagamaan maupun lebaran Idul Adha.

"Kami minta peternak itu memiliki jiwa kewirausahaan dan keuletan usaha dalam mengelola peternakan kerbau," katanya.

Ia mengatakan teknik budi daya peternakan itu dengan pemeliharaan dan perawatan hewan kerbau berada di kandang yang bersih selain itu  peternak mengembangkan tanaman rumput gajah untuk dijadikan pakan ternak.

Tanaman rumput gajah itu dengan perbandingan sebanyak 10 ekor dengan luas satu hektare untuk persediaan pakan selama setahun.

Ternak kerbau itu, kata dia, cukup diberikan pakan selama tiga kali dalam seharian mulai pagi diberikan konsentrat, siang dan sore rumput gajah.

"Kami yakin teknik budi daya itu dapat meningkatkan populasi kerbau yang berkualitas dengan berat tubuhnya bisa mencapai satu ton/ekor," katanya.

Menurut dia, untuk meningkatkan teknik budi daya ternak kerbau  maka peternak terlebih dulu diberikan pembekalan sumber daya manusia (SDM) agar mereka memiliki ketrampilan dan kompetensi.

Selain itu juga terdapat pelayanan teknologi Inseminasi Buatan (IB) di setiap kecamatan untuk kemudahan peternak mendapatkan suntik IB, sehingga ternak tersebut mudah bunting.

Selama ini, teknologi IB dapat mendorong meningkatnya jumlah populasi peternak melalui keturanan anaknya tersebut.

"Kami optimistis ke depan usaha ternak kerbau menjadikan klaster ekonomi masyarakat dan bisa memenuhi persedian daging," katanya.

 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021