Angka kematian ibu di kawasan pemukiman Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten relatif kecil karena petugas medis terus mengoptimalkan pelayanan kesehatan persalinan.
"Kami menerima laporan angka kematian ibu (AKI) tahun 2020 tercatat dua orang," kata Ketua Koordinator Bidan Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Eros Rosita di Lebak, Kamis.
Baca juga: Perkantoran di Kabupaten Lebak masuk klaster tinggi penyebaran COVID-19
Persalinan yang meninggal dunia itu, karena mereka melahirkan sendiri tanpa mendapatkan bantuan pertolongan petugas bidan.
Kebanyakan ibu itu tinggal di ladang-ladang huma dengan tofografinya perbukitan dan pegunungan.
Selama ini, kata dia, pelayanan kesehatan di pemukiman Baduy terdapat sembilan posko,namun petugas bidan tidak tinggal di kawasan hak ulayat adat.
Mereka petugas bidan mengunjungi sembilan posko kesehatan sesuai agenda setiap bulan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil juga penimbangan balita.
Namun, persalinan ibu yang meninggal itu karena tidak menghubungi petugas bidan.
"Kami malam pun siap mendatangi ladang maupun pemukiman warga Baduy untuk menangani persalinan jika mereka menghubungi petugas medis untuk menyelamatkan nyawanya itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, sebelumnya kematian AKI di kawasan pemukiman adat Baduy tergolong tinggi,termasuk angka kematian bayi (AKB).
Tingginya kematian AKI dan AKB akibat masih minimnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan keengganan mereka mendatang ke puskesmas atau posko kesehatan.
Selama ini, ujar dia, kebanyakan kematian ibu akibat komplikasi kehamilan persalinan dan pendarahan hebat.
Namun, pihaknya kini bisa meminimalisasi angka kematian ibu dan bayi melalui program yang telah dicanangkan di antaranya membuka sembilan posko kesehatan dengan delapan tenaga bidan.
Dimana posko kesehatan di pemukiman Baduy memberikan penyuluhan tentang keselamatan, persiapan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses kelahiran dan bayi baru lahir.
Pada 2020, kata dia, jumlah kelahiran bayi di kawasan Baduy sebanyak 426 bayi terdiri dari laki-laki 213 bayi dan perempuan 213 bayi.
"Kami mengapresiasi jumlah kematian ibu hanya dua orang dibandingkan tahun sebelumnya cukup tinggi," katanya.
Sementara itu, Tetua Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija mengatakan sekitar 800-an warga Baduy menerima bantuan dana kesejahteraan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial.
Program itu, kata dia, digunakan untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi serta kesehatan masyarakat.
"Semua ibu hamil yang masuk PKH menerima pelayanan kesehatan dari petugas Puskesmas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Kami menerima laporan angka kematian ibu (AKI) tahun 2020 tercatat dua orang," kata Ketua Koordinator Bidan Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak Eros Rosita di Lebak, Kamis.
Baca juga: Perkantoran di Kabupaten Lebak masuk klaster tinggi penyebaran COVID-19
Persalinan yang meninggal dunia itu, karena mereka melahirkan sendiri tanpa mendapatkan bantuan pertolongan petugas bidan.
Kebanyakan ibu itu tinggal di ladang-ladang huma dengan tofografinya perbukitan dan pegunungan.
Selama ini, kata dia, pelayanan kesehatan di pemukiman Baduy terdapat sembilan posko,namun petugas bidan tidak tinggal di kawasan hak ulayat adat.
Mereka petugas bidan mengunjungi sembilan posko kesehatan sesuai agenda setiap bulan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ibu hamil juga penimbangan balita.
Namun, persalinan ibu yang meninggal itu karena tidak menghubungi petugas bidan.
"Kami malam pun siap mendatangi ladang maupun pemukiman warga Baduy untuk menangani persalinan jika mereka menghubungi petugas medis untuk menyelamatkan nyawanya itu," katanya menjelaskan.
Menurut dia, sebelumnya kematian AKI di kawasan pemukiman adat Baduy tergolong tinggi,termasuk angka kematian bayi (AKB).
Tingginya kematian AKI dan AKB akibat masih minimnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan keengganan mereka mendatang ke puskesmas atau posko kesehatan.
Selama ini, ujar dia, kebanyakan kematian ibu akibat komplikasi kehamilan persalinan dan pendarahan hebat.
Namun, pihaknya kini bisa meminimalisasi angka kematian ibu dan bayi melalui program yang telah dicanangkan di antaranya membuka sembilan posko kesehatan dengan delapan tenaga bidan.
Dimana posko kesehatan di pemukiman Baduy memberikan penyuluhan tentang keselamatan, persiapan dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses kelahiran dan bayi baru lahir.
Pada 2020, kata dia, jumlah kelahiran bayi di kawasan Baduy sebanyak 426 bayi terdiri dari laki-laki 213 bayi dan perempuan 213 bayi.
"Kami mengapresiasi jumlah kematian ibu hanya dua orang dibandingkan tahun sebelumnya cukup tinggi," katanya.
Sementara itu, Tetua Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija mengatakan sekitar 800-an warga Baduy menerima bantuan dana kesejahteraan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial.
Program itu, kata dia, digunakan untuk mencegah angka kematian ibu dan bayi serta kesehatan masyarakat.
"Semua ibu hamil yang masuk PKH menerima pelayanan kesehatan dari petugas Puskesmas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021