Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengoptimalkan rekayasa teknologi penyuntikan inseminasi buatan (IB) guna meningkatkan populasi kerbau sehingga menjadikan unggulan ekonomi masyarakat.

"Kita optimistis populasi ternak di daerah ini berpeluang besar sebagai daerah swasembada daging kerbau, karena didukung lahan luas," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Rahmat di Lebak, Jumat.

Baca juga: BPBD Kabupaten Lebak salurkan bantuan logistik bagi korban kebakaran

Populasi kerbau di Kabupaten Lebak di atas 30 ribu ekor dan masuk kategori terbesar di tingkat nasional, namun tidak tertutup kemungkinan bisa menurun jika tidak dilakukan rekayasa teknologi penyuntikan IB.

Selama ini, kata dia, permintaan daging kerbau cenderung meningkat,terlebih perayaan Idul Fitri dan Idul Adha.

Populasi kerbau yang dikembangbiakkan masyarakat berjenis kerbau lumpur dan berat badannya bisa mencapai 500-600 kilogram.

Para peternak masih berkembang dengan memanfaatkan rumput perkebunan kelapa sawit akibat adanya alih fungsi lahan.

Karena itu, pemerintah daerah mengoptimalkan pos pelayanan penyuntikan IB di Kecamatan Sajira, Wanasalam dan Panggarangan agar kerbau cepat bunting dan dapat melahirkan keturunan anak.

Selain itu juga setiap tahun menyelenggarakan kegiatan lomba kontes kerbau guna mendorong masyarakat membudidayakan usaha peternakan binatang besar.

"Kami mendorong masyarakat mengembangkan usaha peternakan guna meningkatkan pendapatan ekonomi," katanya menjelaskan.

Samin (55) seorang peternak warga Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak mengatakan dirinya sangat terbantu adanya pelayanan penyuntikan IB untuk meningkatkan populasi ternak kerbau.

Saat ini, dirinya setiap hari melepas kerbau di perkebunan kelapa sawit PTPN VIII Cisalak, karena persedian pakan rerumputan yang hijau melimpah.

Pertumbuhan kerbau bisa dijual antara tiga sampai empat tahun dengan harga pasaran berkisar Rp20-35 juta/ekor.

"Kami bisa menjual lima sampai delapan ekor dengan pendapatan Rp250 juta/tahun," kata Samin sambil menyatakan memiliki 35 ekor kerbau.

Sementara itu, Hamzah (60) peternak warga Cimarga Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya memiliki sebanyak 40 ekor kerbau dan setiap hari dilepas di lahan perkebunan kelapa sawit.

Dari 40 ekor, bisa terjuak antara 8-10 ekor dengan pendapatan mencapai Rp300 juta/tahun.

"Kami mengembangkan usaha ternak kerbau bisa membangun rumah, juga anak pertama saya dapat melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri di Bogor," katanya menjelaskan.
 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021