Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan  konstruksi proyek Chemical Grade Alumina di Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, akan melibatkan ribuan warga sekitar sebagai pekerja dalam bentuk komitmen membantu pertumbuhan ekonomi.
    "Pihaknya akan meminta Pemda setempat untuk mendata bagi warga yang membutuhkan pekerjaan untuk disertakan dalam proses pembangunan," kata Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk, Bintang Perbowo saat dihubungi, Senin.
    Bintang mengatakan, Wika siap untuk memberikan pelatihan kepada warga sebelum terjun dalam pembangunan. Agar, nantinya target penyelesaian pembangunan selama 32 bulan dapat terwujud," katanya.
    Dalam proyek yang menghabiskan anggaran Rp4,5 triliun, WIKA mengerjakan pembangunan pabrik Alumina serta fasilitas pendukung lainnya seperti pembangkit, jetty dan gedung administrasi, dengan total anggaran Rp1,57 triliun atau 55,91 persen dari biaya yang dikeluarkan seluruhnya.
    Menurut Bintang, pihak provinsi menyambut baik rencana keterlibatan masyarakat dalam proyek pembangunan CGA.
    Gubernur Kalimantan Barat Cornelis kata Bintang, telah berpesan agar dalam membangun industri tambang turut melibatkan masyarakat untuk menghindarkan dari benturan sosial.
    Deputi Kementerian BUMN, Megananda Daryono menuturkan, dengan adanya keterlibatan masyarakat, maka prospek penyelesaian pekerjaan dapat terwujud karena adanya saling dukung.
    Apalagi, proyek CGA sudah mulai direncanakan pada tahun 90-an dan terwujud kali ini. Jadi, proses sulit untuk sampai pada pembangunan harus benar - benar memperhatikan semua aspek baik sosial, budaya dan ekonomi.
"Tidak dipungkiri bila keterlibatan masyarakat lokal harus dilakukan. Karena, meski nantinya semua pendapatan masuk ke kas negara bukan daerah tetapi harus ada efek bagi daerah sekitar," katanya.
   Konstruksi proyek CGA dikembangkan oleh anak perusahaan Antam yakni PT Indonesia Chemical Alumina yang terbentuk dari patungan antara Antam dan Showa Denko Jepang, dengan rincia yaitu 80 persen saham milik PT ICA dan 20 persen oleh SDK.
   Sementara proses konstruksi dilakukan oleh konsorsium PT Wijaya Karya, Tsukishima Kikai Jepang dan PT Nusantara Energi Abadi.
Pabrik CGA dibangun di atas lahan seluas 36.410 ribu hektar dan memiliki kapasitas produksiu 300 ribu ton alumina per tahunnya. Ditargetkan, bulan Desember 2013, sudah dapat selesai.
Sedangkan CGA adalah produk bahan baku berupa alumunium hidroksida dan alumina yang digunakan untuk aplikasi industri yang bukan industri alumunium.
Biasanya, alumunium hidroksida digunakan dalam penjernihan air. Sedangkan alumina digunakan untuk bahan pendukung komponen elektronik.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Gita Wirjaman menuturkan, investasi di luar pulau Jawa, kedepannya akan lebih di utamakan seperti di kalimantan Barat.
    Meski dalam jumlah PMA dan PMDN tahun lalu, kalimantan Barat hanya memberikan investasi sebesar Rp 3triliun dari jumlah keseluruhan Rp208 Triliun, namun potensi yang ada di daerah ini belum semuanya tergali.
    Maka, dengan dimulainya proyek pembangunan CGA, maka Kalimantan Barat dapat di prediksikan mejadi daerah metropolitan. Sehingga, warga sekitar tidak akan lagi menjual batu bara, karet dan bauksit melainkan mengolahnya lebih baik lagi.
"Kami prediksikan empat hingga lima tahun kedepan, peluang Indonesia untuk menjadi industrialisasi akan terwujud dengan dimulai dari daerah Kalbar," katanya.
Tak hanya itu, relokasi sektor elektronik dan otomotif dari Jepang, Taiwan dan negara lainnya sudah besar. Hanya saja, masih minimnya listrik, kerusakan jalan dan pelabuhan menjadi kendala.
    "Bila tiga komponen ini sudah terselesaikan, maka relokasi negara tersebut ke Indonesia akan besar dan memberikan peningkatan pendapatn ekonomi negara setiap tahunnya," katanya

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011