Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mulai panen padi di tengah pandemi COVID-19, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan pangan keluarga.
"Kami hari ini memanen padi seluas lima petak," kata Ahmad (60), seorang petani, di Blok Kajaroan, Kabupaten Lebak, Sabtu.
Baca juga: COVID-19 di Lebak tembus 1.854, Satgas: Kami telah berupaya mengendalikannya
Panen padi di wilayahnya itu seluas 50 hektare, dan berlangsung sampai dua pekan ke depan, sehingga petani kini sibuk di areal persawahan.
Kebanyakan panen padi itu dari musim tanam November 2020 dan panen bulan Februari 2021, sebab benih padi yang ditanam varietas unggul dan bersertifikasi hijau dengan masa panen 100-110 hari setelah tanam (HST).
Benih varietas padi yang dipanen itu jenis Ciherang, Cibogo, dan Inpari 1, karena produktivitasnya cukup tinggi.
"Kami setiap panen itu untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga dan tidak dijual," katanya menjelaskan.
Begitu juga Mulyadi (55) seorang petani di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak mengatakan bahwa panen Februari 2021 cukup bagus dan tidak terserang hama maupun penyakit tanaman.
Bahkan, dia panen seluas 1,5 hektare bisa menghasilkan sebanyak 11 ton gabah kering pungut (GKP), dan jika diakumulasikan menjadi beras bisa mencapai enam ton.
Dari enam ton itu, kata dia, dirinya menjual beras sebanyak lima ton dengan harga Rp8.000/kg, maka bisa menghasilkan Rp40 juta.
Selama ini, empat hari terakhir saat panen padi tidak dilanda hujan, dipastikan dapat menghasilkan keuntungan.
Sebab, jika panen dengan curah hujan tinggi, maka petani akan merugi dengan padi membusuk, karena tidak bisa dijemur.
"Kami berharap panen padi itu dapat diserap gabahnya oleh penampung yang bermitra dengan Perum Bulog setempat," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan sebagian petani di daerah ini mulai panen dan dipastikan panen raya pada Maret mendatang.
Diperkirakan panen padi Februari-Maret 2021 seluas 44 ribu hektare, dan petani menanam pada November-Desember 2020.
Pemerintah daerah sudah menjalin kerja sama dengan Perum Bulog, agar hasil panen padi itu bisa ditampung, sehingga bisa menguntungkan usaha petani.
"Kami berharap Perum Bulog bisa maksimal menyerap gabah atau beras petani dengan harga patokan pemerintah (HPP)," katanya pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Kami hari ini memanen padi seluas lima petak," kata Ahmad (60), seorang petani, di Blok Kajaroan, Kabupaten Lebak, Sabtu.
Baca juga: COVID-19 di Lebak tembus 1.854, Satgas: Kami telah berupaya mengendalikannya
Panen padi di wilayahnya itu seluas 50 hektare, dan berlangsung sampai dua pekan ke depan, sehingga petani kini sibuk di areal persawahan.
Kebanyakan panen padi itu dari musim tanam November 2020 dan panen bulan Februari 2021, sebab benih padi yang ditanam varietas unggul dan bersertifikasi hijau dengan masa panen 100-110 hari setelah tanam (HST).
Benih varietas padi yang dipanen itu jenis Ciherang, Cibogo, dan Inpari 1, karena produktivitasnya cukup tinggi.
"Kami setiap panen itu untuk memenuhi ketersediaan pangan keluarga dan tidak dijual," katanya menjelaskan.
Begitu juga Mulyadi (55) seorang petani di Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak mengatakan bahwa panen Februari 2021 cukup bagus dan tidak terserang hama maupun penyakit tanaman.
Bahkan, dia panen seluas 1,5 hektare bisa menghasilkan sebanyak 11 ton gabah kering pungut (GKP), dan jika diakumulasikan menjadi beras bisa mencapai enam ton.
Dari enam ton itu, kata dia, dirinya menjual beras sebanyak lima ton dengan harga Rp8.000/kg, maka bisa menghasilkan Rp40 juta.
Selama ini, empat hari terakhir saat panen padi tidak dilanda hujan, dipastikan dapat menghasilkan keuntungan.
Sebab, jika panen dengan curah hujan tinggi, maka petani akan merugi dengan padi membusuk, karena tidak bisa dijemur.
"Kami berharap panen padi itu dapat diserap gabahnya oleh penampung yang bermitra dengan Perum Bulog setempat," katanya menjelaskan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan sebagian petani di daerah ini mulai panen dan dipastikan panen raya pada Maret mendatang.
Diperkirakan panen padi Februari-Maret 2021 seluas 44 ribu hektare, dan petani menanam pada November-Desember 2020.
Pemerintah daerah sudah menjalin kerja sama dengan Perum Bulog, agar hasil panen padi itu bisa ditampung, sehingga bisa menguntungkan usaha petani.
"Kami berharap Perum Bulog bisa maksimal menyerap gabah atau beras petani dengan harga patokan pemerintah (HPP)," katanya pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021