Lebak (ANTARABanten) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lebak meminta perbankan menyosialisasikan program kredit usaha rakyat (KUR) karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak mengetahui proses untuk memperoleh pinjaman modal tersebut.

"Selama ini kami belum pernah diajak sosialiasi KUR oleh perbankan yang ditunjuk sebagai pelaksana penyaluran kredit itu oleh pemerintah," kata anggota DPRD Lebak Erwin Komara di Rangkasbitung, Senin.

Erwin mengaku, selama ini banyak menerima keluhan dari pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) karena kesulitan untuk mendapatkan kucuran modal dari KUR.

Menurut dia, KUR disalurkan bank-bank pemerintah seperti BRI, BNI dan Bank Jabar-Banten, seluruhnya belum pernah menyosialisasikan kredit tersebut.

Kalangan perbankan itu, kata dia, belum pernah melakukan koordinasi dengan DPRD maupun dinas/instansi terkait terkait program KUR tersebut.

"Kami berharap perbankan mau melakukan sosialisasi bersama-sama karena kami sendiri belum mengetahui penyaluran KUR yang dilakukan bank-bank pemerintah itu. Apakah tepat sasaran untuk UKM," kata politisi dari Partai Demokrat itu.

Dia menyebutkan, KUR merupakan program pemerintah yang digagas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membantu UKM yang kesulitan modal.

Karena itu, kata dia, pemerintah daerah maupun dewan setempat juga harus mengetahui sejauh mana penyaluran KUR tersebut.

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) cabang Rangkasbitung Kabupaten Lebak Agung Sulistijo menjelaskan, bank tersebut sudah sejak 2007 menyalurkan KUR, dan kredit yang telah disalurkan sampai saat ini Rp34 miliar pada 6.036 nasabah.

Ia juga menjelaskan, sisa KUR yang akan disalurkan bagi kalangan UKM di Kabupaten Lebak Rp13,144 miliar dengan debitur sebanyak 2.785 nasabah.

"Penyaluran KUR itu tentu sangat membantu bagi pengusaha mikro untuk meningkatkan usahanya." katanya.

Dia mengutarakan, pihaknya telah memberikan kemudahan bagi UKM untuk mendapatkan pinjaman KUR dan mereka cukup dengan keterangan izin usaha yang dikeluarkan kelurahan maupun desa serta foto kopi kartu tanda penduduk.

"Kami menyalurkan KUR untuk tingkat unit minimal Rp500 ribu hingga Rp5 juta, sedangkan cabang bisa mencapai Rp500 juta," ujarnya.

Sementara itu, Suheri, perajin kerupuk di Rangkasbitung mengaku sangat mengharapkan adanya bantuan dana untuk pengembangan usaha karena saat ini produksinya masih terbatas akibat minimnya permodalan.

"Selama ini kami belum mengetahui proses untuk mendapat kucuran dana KUR. Kami tahu KUR hanya dari iklan televisi saja," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011