Masyarakat Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan guna mencegah penularan COVID-19.
"Kami mewajibkan semua warga di sini menerapkan protokol kesehatan dengan 3M," kata tetua adat yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija, di Lebak, Rabu.
Baca juga: Diterjang angin puting beliung, 15 rumah di Lebak rusak
Suku Baduy yang sekitar 11.600 jiwa itu tersebar di 65 kampung, dan hingga saat ini belum ditemukan warganya positif COVID-19.
Ia mengatakan warga Baduy wajib menerapkan protokol kesehatan dengan 3M sehingga dapat mencegah penyebaran virus corona jenis baru itu.
Begitu juga wisatawan yang datang ke pemukiman masyarakat Baduy, katanya, harus memakai masker dan menjaga jarak.
Selain itu, mereka tidak boleh berkerumun serta sebelum masuk kawasan masyarakat adat Baduy terlebih dahulu mencuci tangan yang disediakan pemerintah desa setempat.
"Kami sangat mendukung perlindungan diri sendiri juga keluarga dan orang lain dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan itu," katanya.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat Baduy selalu menaati kebijakan pemerintah untuk pengendalian dan pencegahan COVID-19, di antaranya Peraturan Bupati Nomor 28 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Dalam perbup itu, dikenakan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan dedngan harapan memberikan efek jera. Selain itu, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar tidak terjadi kerumunan massa.
Kebijakan itu, kata dia, bermanfaat untuk perlindungan warga dari ancaman penularan virus.
Ia mengatakan jika warga Baduy bepergian, berupaya melanggar protokol kesehatan. Masyarakat Baduy lebih taat untuk memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun.
"Kami yakin kebijakan pemerintah itu untuk memutus mata rantai penyakit yang mematikan sehingga Indonesia terbebas COVID-19," katanya.
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Desa Kanekes Hudri mengatakan masyarakat Baduy menaati penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19.
Hingga saat ini, kata dia, warga Baduy terbebas dari ancaman penyakit yang membahayakan itu.
"Kami terus membangun kesadaran masyarakat agar menaati penerapan protokol kesehatan dan 3M untuk mencegah pandemi COVID-19," katanya.
Pulung (50), isteri Jaro Saija, mengaku tidak lepas dari pemakaian masker karena sering banyak didatangi wisatawan maupun tamu yang berkunjung dari luar daerah.
"Kami bersama suami selalu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun untuk mencegah virus corona," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Kami mewajibkan semua warga di sini menerapkan protokol kesehatan dengan 3M," kata tetua adat yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija, di Lebak, Rabu.
Baca juga: Diterjang angin puting beliung, 15 rumah di Lebak rusak
Suku Baduy yang sekitar 11.600 jiwa itu tersebar di 65 kampung, dan hingga saat ini belum ditemukan warganya positif COVID-19.
Ia mengatakan warga Baduy wajib menerapkan protokol kesehatan dengan 3M sehingga dapat mencegah penyebaran virus corona jenis baru itu.
Begitu juga wisatawan yang datang ke pemukiman masyarakat Baduy, katanya, harus memakai masker dan menjaga jarak.
Selain itu, mereka tidak boleh berkerumun serta sebelum masuk kawasan masyarakat adat Baduy terlebih dahulu mencuci tangan yang disediakan pemerintah desa setempat.
"Kami sangat mendukung perlindungan diri sendiri juga keluarga dan orang lain dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan itu," katanya.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat Baduy selalu menaati kebijakan pemerintah untuk pengendalian dan pencegahan COVID-19, di antaranya Peraturan Bupati Nomor 28 tentang Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Dalam perbup itu, dikenakan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan dedngan harapan memberikan efek jera. Selain itu, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) agar tidak terjadi kerumunan massa.
Kebijakan itu, kata dia, bermanfaat untuk perlindungan warga dari ancaman penularan virus.
Ia mengatakan jika warga Baduy bepergian, berupaya melanggar protokol kesehatan. Masyarakat Baduy lebih taat untuk memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun.
"Kami yakin kebijakan pemerintah itu untuk memutus mata rantai penyakit yang mematikan sehingga Indonesia terbebas COVID-19," katanya.
Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Desa Kanekes Hudri mengatakan masyarakat Baduy menaati penerapan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19.
Hingga saat ini, kata dia, warga Baduy terbebas dari ancaman penyakit yang membahayakan itu.
"Kami terus membangun kesadaran masyarakat agar menaati penerapan protokol kesehatan dan 3M untuk mencegah pandemi COVID-19," katanya.
Pulung (50), isteri Jaro Saija, mengaku tidak lepas dari pemakaian masker karena sering banyak didatangi wisatawan maupun tamu yang berkunjung dari luar daerah.
"Kami bersama suami selalu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan menggunakan sabun untuk mencegah virus corona," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020