Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Lebak, Banten meluas hingga 18 kecamatan dan merendam 1.817 rumah akibat meluapnya sejumlah sungai di daerah itu.
"Kami sampai sore ini masih melakukan evakuasi dengan melibatkan TNI, Polri, Relawan dan Basarnas Banten," kata Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Pebby Rezky Pratama di Lebak, Senin.
Banjir di Kabupaten Lebak terjadi Senin (7/12) pukul 12.00 WIB setelah curah hujan dengan intensitas lebat, sedang dan ringan berlangsung cukup lama dan mengakibatkan sejumlah sungai meluap.
Masyarakat yang terdampak banjir tersebut tersebar di 18 kecamatan, antara lain Wanasalam, Cigemblong, Malingping, Cirinten, Bojongmanik, Leuwidamar, Gunungkencana, Banjarsari, Muncang, Lebak Gedong, Cirinten, Cipanas, Cijaku, Cileles, Cimarga, Kalanganyar, Cibadak, dan Rangkasbitung.
Baca juga: Pumpunan - Banjir di Kabupaten Lebak sebabkan seorang warga meninggal
Selama ini, daerah tersebut setiap akhir dan awal tahun menjadi "langganan" banjir, karena lokasinya di sepanjang aliran sungai.
Kondisi warga yang dilanda banjir kini tinggal di posko-posko pengungsian, karena hujan masih berlangsung dengan intensitas lebat, sedang dan ringan.
Ketinggian banjir itu berkisar antara 1,5 meter sampai 2,5 meter dan pemukiman warga yang dilanda banjir tersebut berada di lokasi sekitar aliran sungai.
"Kami menyalurkan bantuan logistik agar kondisi warga yang ada di posko pengungsian terpenuhi kebutuhan makan dan peralatan lainnya, seperti selimut serta tikar," katanya menjelaskan.
Menurut dia, banjir yang melanda Kabupaten Lebak sejak Minggu (6/12) dan Senin tercatat empat orang hanyut terbawa arus sungai.
Namun, kata dia, dua orang di antaranya selamat, seorang meninggal dan seorang lagi dalam pencarian petugas evakuasi tim reaksi cepat (TRC) BPBD Lebak dengan tim gabungan di lapangan. "Kami berharap tim gabungan evakuasi itu segera menemukan korban yang hilang terseret air sungai itu," katanya.
Ia mengatakan banjir juga mengakibatkan 21 unit rumah rusak ringan, 27 unit rumah rusak sedang dan 15 unit rumah kondisinya rusak berat, sedangkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum masih dalam pendataan.
BPBD Lebak mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Lebak rendam 1.200 rumah di 14 kecamatan
Prakiraan BMKG menyebutkan berpotensi hujan lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi di wilayah Kabupaten Lebak. Karena itu, BPBD berkoordinasi dengan BMKG untuk memperoleh informasi situasi terkini untuk pengendalian bencana alam.
"Kami menetapkan siaga menghadapi "hidrometeorologi",karena berpotensi banjir dan longsor," katanya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan saat ini BPBD setempat telah mendirikan pos pengungsian juga mengoperasionalkan kendaraan dapur umum.
Posko pengungsian didirikan di tujuh titik, di antaranya empat titik di Rangkasbitung dan satu titik masing-masing di Banjarsari, Cirinten, dan Leuwidamar.
Baca juga: Banjir di Lebak berangsur surut
"Kami mengutamakan korban bencana alam yang tinggal di posko pengungsian terlayani dengan baik, terutama kebutuhan konsumsi makanan dan tidur yang layak," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Kami sampai sore ini masih melakukan evakuasi dengan melibatkan TNI, Polri, Relawan dan Basarnas Banten," kata Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Pebby Rezky Pratama di Lebak, Senin.
Banjir di Kabupaten Lebak terjadi Senin (7/12) pukul 12.00 WIB setelah curah hujan dengan intensitas lebat, sedang dan ringan berlangsung cukup lama dan mengakibatkan sejumlah sungai meluap.
Masyarakat yang terdampak banjir tersebut tersebar di 18 kecamatan, antara lain Wanasalam, Cigemblong, Malingping, Cirinten, Bojongmanik, Leuwidamar, Gunungkencana, Banjarsari, Muncang, Lebak Gedong, Cirinten, Cipanas, Cijaku, Cileles, Cimarga, Kalanganyar, Cibadak, dan Rangkasbitung.
Baca juga: Pumpunan - Banjir di Kabupaten Lebak sebabkan seorang warga meninggal
Selama ini, daerah tersebut setiap akhir dan awal tahun menjadi "langganan" banjir, karena lokasinya di sepanjang aliran sungai.
Kondisi warga yang dilanda banjir kini tinggal di posko-posko pengungsian, karena hujan masih berlangsung dengan intensitas lebat, sedang dan ringan.
Ketinggian banjir itu berkisar antara 1,5 meter sampai 2,5 meter dan pemukiman warga yang dilanda banjir tersebut berada di lokasi sekitar aliran sungai.
"Kami menyalurkan bantuan logistik agar kondisi warga yang ada di posko pengungsian terpenuhi kebutuhan makan dan peralatan lainnya, seperti selimut serta tikar," katanya menjelaskan.
Menurut dia, banjir yang melanda Kabupaten Lebak sejak Minggu (6/12) dan Senin tercatat empat orang hanyut terbawa arus sungai.
Namun, kata dia, dua orang di antaranya selamat, seorang meninggal dan seorang lagi dalam pencarian petugas evakuasi tim reaksi cepat (TRC) BPBD Lebak dengan tim gabungan di lapangan. "Kami berharap tim gabungan evakuasi itu segera menemukan korban yang hilang terseret air sungai itu," katanya.
Ia mengatakan banjir juga mengakibatkan 21 unit rumah rusak ringan, 27 unit rumah rusak sedang dan 15 unit rumah kondisinya rusak berat, sedangkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum masih dalam pendataan.
BPBD Lebak mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: Banjir di Kabupaten Lebak rendam 1.200 rumah di 14 kecamatan
Prakiraan BMKG menyebutkan berpotensi hujan lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi di wilayah Kabupaten Lebak. Karena itu, BPBD berkoordinasi dengan BMKG untuk memperoleh informasi situasi terkini untuk pengendalian bencana alam.
"Kami menetapkan siaga menghadapi "hidrometeorologi",karena berpotensi banjir dan longsor," katanya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan saat ini BPBD setempat telah mendirikan pos pengungsian juga mengoperasionalkan kendaraan dapur umum.
Posko pengungsian didirikan di tujuh titik, di antaranya empat titik di Rangkasbitung dan satu titik masing-masing di Banjarsari, Cirinten, dan Leuwidamar.
Baca juga: Banjir di Lebak berangsur surut
"Kami mengutamakan korban bencana alam yang tinggal di posko pengungsian terlayani dengan baik, terutama kebutuhan konsumsi makanan dan tidur yang layak," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020