Lebak (ANTARABanten) - Talas sente, sejenis umbi-umbian yang diperjual-belikan di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dalama sepekan terakhir laku keras, karena banyaknya warga manjadikan makanan alternatif.

Beberapa pedagang yang konfirmasi, Sabtu, mengaku tingginya permintaan talas sente itu, karena seringnya turun hujan mengguyur wilayah itu, dan mereka pun memperoleh keuntungan cukup besar dari hasil penjualan jenis tanaman umbi-umbian ini.

Fatimah (55) seorang pedagang umbi-umbian di Pasar Rangkasbitung, mengaku mendapatkan untuk cukup besar dari hasil penjualan talas sente, yang cukup banyak pembelinya dalam sepakan terakhir ini.

"Setiap hari talas sente terjual antara 50 kg-70 kg, dengan harga Rp2.500/kg," katanya.

Tingginya permintaan talas sente karena selama tiga hari terakhir di sejumlah wilayah Kabupaten Lebak sering dilanda hujan, dan warga biasanya mengkonsumsi talas sebagai "teman" minum kopi pada musim hujan ini.

"Biasanya, setiap musim hujan permintaan talas sente cukup tinggi untuk dijadikan makanan alternatif bersama keluarga," katanya.

Apalagi, katanya, umbi talas sente yang bisa masak dengan cari digoreng atau direbus ini, sanat cocok untuk dimakan sambil minum kopi atau bajigur.

"Jika orang makan talas sente tentu akan berkurang makan nasi karena mengandung zat karbohidrat," ujarnya.

Rohman (50), pedagang lainnya juga mengakui permintaan umbi-umbian sekarang ini cukup tinggi sehubungan tibanya musim hujan.

Sebab makanan umbi-umbian, seperti singkong, talas sente dapat mengurangi konsumsi nasi, terlebih saat ini harga beras melambung.

"Saya kira makanan umbi-umbian hingga kini bagi warga hanya sebagai makanan alternatif saja dan bukan menjadi makanan pokok," katanya.

Pengamat gizi dari Rangkasbitung, Tata Sudita mengatakan makanan jenis umbi-umbian, termasuk singkong dan talas sente memiliki kandungan zat karbohidrat cukup tinggi.

Karena itu, potensi bahan makanan yang ada di daerah tersebut bisa dijadikan makanan pokok pengganti beras.

Namun demikian, menu makanan dari bahan umbi-umbian tersebut perlu disesuaikan dengan serasi warga sehingga jika dikonsumsi rasanya enak.

"Saya kira makanan talas sente kemungkinan bisa dijadikan makanan pengganti beras," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010