Pengamat media yang juga Penasehat Forum Akademisi Indonesia (FAI) Aat Surya Safaat menilai, Calon Wali Kota Cilegon dari jalur independen H Ali Mujahidin lebih mengetahui dan menguasai permasalahan Kota Cilegon dibanding calon-calon lainnya yang tampil pada Pilkada Kota Cilegon 2020.
       
“Dari debat putaran terakhir Pilkada Kota Cilegon, nampak sekali bahwa Ali Mujahidin relatif lebih memahami pemasalahan yang ada di Kota Cilegon serta memiliki konsep yang jelas dan terukur bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan tersebut,” katanya di Jakarta, Minggu (29/11/2020). 
       
Aat mengemukakan keterangan tersebut ketika mengomentari debat publik putaran kedua (terakhir) Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon yang dilaksanakan di salah satu stasiun TV swasta di Jakarta pada 28 November 2020, sedangkan debat sebelumnya berlangsung pada 21 November 2020.
       
Debat publik tersebut diikuti oleh pasangan nomor urut 1 Ali Mujahidin-Firman Muttakin, nomor urut 2 Ratu Ati Marliati-Sokhidin, dan nomor urut 3 Iye Iman Rohiman-Awab, sedangkan nomor urut 4 Helldy Agustian tampil sendirian karena pasangannya, Sanuji Pentamarta berhalangan hadir karena sakit.
       
Ali Mujahidin-Firman Muttaqin adalah pasangan dari jalur independen (perseorangan), sedangkan tiga pasangan lainnya dari jalur parpol, yaitu Ratu Ati Marliati-Sokhidin (didukung Golkar, Nasdem, PKB, dan Gerindra), Iye-Awab (didukung PAN, PPP, dan Demokrat), dan Helldy-Sanuji (didukung Partai Berkarya dan PKS). 
       
Aat lebih lanjut menjelaskan, pada debat publik putaran terakhir, Ali Mujahidin yang biasa disapa “Haji Mumu” memetakan secara jelas permasalahan yang ada di Kota Cilegon serta menyiapkan cara untuk mengatasinya jika nomor urut satu mendapatkan amanah memimpin Kota Cilegon. 
       
’’Haji Mumu dapat mengemukakan secara jelas permasalahan dan solusi terkait soal pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, hingga persoalan lingkungan,” kata Asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI yang pada 2017 mendapatkan amanah sebagai Asesor Kepemimpinan Kepala Daerah dengan SK Mendagri itu.
       
Menurut dia, Ali Mujahidin juga membahas secara menukik masalah yang dihadapi kaum disabilitas, pengangguran yang kian mengkhawatirkan, banjir yang kerap terjadi di beberapa tempat termasuk di depan Kantor Walikota, dan masalah korupsi yang diharapkannya tidak terjadi lagi seperti pada dua Wali Kota Cilegon sebelumnya.
       
“Maka, saya kira wajar pasangan Ali Mujahidin, yakni aktor populer Firman Muttakin memberikan apresiasi yang tinggi kepada Ali Mujahidin yang dinilainya akan mampu memimpin Kota Cilegon serta memberikan kesejahteraan bagi warganya,” kata Aat.
       
Sebelumnya, pada “closing statement” debat publik putaran terakhir, Firman menyatakan bangga bisa mendampingi Ali Mujahidin, tokoh muda Cilegon yang dinilainya berpengalaman di dunia usaha dan di bidang pendidikan. Ali Mujahidin adalah Ketua umum PB Al-Khairiyah, salah satu ormas Islam berpengaruh di Indonesia.  
       
Lebih dari itu, menurut Firman, Ali Mujahidin mempunyai trah kepemimpinan yang tidak diragukan karena dia adalah cucu dari Pahlawan Nasional Brigjen KH Syam’un dan cicit dari pejuang Geger Cilegon, KH Wasyid.  
       
Pada bagian lain, Aat mengemukakan bahwa secara umum debat publik putaran terakhir Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon 2020 berlangsung seru bahkan beberapa calon terlalu bersemangat sampai apa yang dikemukakannya melewati batas waktu yang ditentukan.
       
“Semua calon tampil bagus, bahkan Helldy Agustian tampil penuh percaya diri meski tanpa pendamping,” kata Putera Banten yang pernah menjadi Kepala Biro Kantor Berita ANTARA di New York Amerika itu.     
              
        
       

             

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020