Menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Calon Wali Kota Cilegon, Haji Ali Mujahidin (Mumu) menyampaikan pesan perubahan, salah satunya adalah mengembalikan marwah Kota Cilegon saat ini sebagai kota santri.

“Ketika Islam turun, dakwah Rasulullah yang paling utama adalah memperbaiki umatnya. Ini menjadi uswah yang seharusnya bisa diterapkan di Kota Cilegon,” kata Haji Mumu dalam pengajian di Rumah Pemenangan Mulia (RPM) di Cilegon, Kamis malam, (29/10/ 2020).

Mumu mengungkapkan, sejarah Kota Cilegon mencatat bahwa santri memiliki peranan penting dalam perjuangan melawan penjajah. Sayangnya, seiring perkembangan zaman, Cilegon mengalami pergeseran degradasi moral pada generasi muda saat ini.

“Ketika tempat hiburan malam semakin menjamur, lembaga pendidikan seperti madrasah dan pondok pesantren malah tidak terurus oleh pemerintah,” katanya. 

Lebih lanjut Mumu menjelaskan, peran madrasah dan pondok pesantren harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Mengingat benteng terakhir pertahanan moral generasi muda saat ini adalah pendidikan islam itu sendiri.

“Kita bisa lihat, modernisasi yang berkembang di Cilegon malahan salah kaprah. Tempat hiburan yang semakin banyak tanpa memperhatikan lembaga pendidikan yang mencetak peradaban manusia di kemudian hari,” kata Haji Mumu.

Ia menegaskan saat ini sangat penting adanya kebijakan dari Pemerintah Kota Cilegon untuk menciptakan tatanan nilai masyarakat yang religius, untuk menghasilkan generasi muda dengan moral dan mental yang kuat, serta akhlak mulia.

“Jati diri Kota Cilegon ini kan sebagai Kota Santri, maka kembangkan madrasah dan pondok pesantren dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal sebagai identitas Cilegon sebagai Kota Santri," ujar Mumu.

"Dari total APBD Kota Cilegon 2020 sebesar Rp1,844 triliun, apakah tidak mampu menganggarkan bantuan oprasional madrasah dan pondok pesantren?," kata Ali Mujahidin.



 

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020