Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) menyelenggarakan workshop pemasaran digital bagi perusahaan pengembang anggotanya sebagai solusi ditengah-tengah berbagai pembatasan akibat wabah COVID-19.

"Pemasaran digital bisa menjadi solusi dalam mengantisipasi berkurangnya peluang interaksi secara tatap muka antara tenaga pemasaran properti dengan calon konsumen selama masih adanya wabah COVID-19," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat REI, Totok Lusida dalam keterangan tertulis, Kamis.

Menurut Totok, saat ini memang terjadi perubahan yang sangat drastis dalam situasi dan kondisi bisnis. Semua pelaku bisnis dipaksa untuk bertransformasi menggunakan platform digital. 

"Kita pun harus mengikuti perubahan itu, terutama mengingat kondisi pandemi akibat corona virus yang terjadi mengurangi interaksi pelaku usaha dengan pangsa pasarnya," ucap Totok terkait penyelenggaraan kursus virtual bertajuk "Digital Marketing Tingkatkan Penjualan Properti" bekerja sama dengan Bank BTN.

Direktur Consumer dan Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., Hirwandi Gafar mengatakan, kendati terimbas pandemi COVID-19 sejak Maret lalu, namun industri properti masih memperlihatkan pertumbuhan positif. 

Hal ini mencerminkan bahwa sektor properti merupakan lokomotif perekonomian nasional yang menggerakkan sedikitnya 175 industri ikutan.
 
"Tantangan yang harus dihadapi pada masa pandemi adalah bagaimana sektor properti dapat tumbuh ditengah situasi keterbatasan yang ada. Dalam berbagai keterbatasan itu, masih terdapat peluang pergerakan sektor perumahan melalui kebijakan stimulus perumahan dan bantuan likuiditas pemerintah dalam penyaluran kredit perumahan," kata Hirwandi. 

Lebih lanjut Hirwandi mengapresiasi pameran properti virtual yang sudah diselenggarakan DPP REI. 

"Hal itu merupakan inovasi bisnis yang dilakukan pada masa pandemi ini. Kini DPP REI melalui Badan Diklat REI bersama Bank BTN mengharapkan developer tetap dapat produktif dimasa pandemi dengan menggelar pelatihan pemasaran secara digital," ujarnya.
 
Dia menyebutkan, penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 60%. Ini merupakan peluang pasar yang sangat besar untuk menyasar target market properti bagi pengguna internet melalui strategi pemasaran menggunakan kanal digital. Hal ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam mengatasi problem penjualan properti. 

"Para pelaku usaha properti diharapkan memiliki skill digital marketing untuk penjualan sektor perumahan nasional," ucap Hirwandi.

Ketua Badan Diklat REI, MR Priyanto mengatakan, kegiatan pelatihan selama dua hari ini diisi sejumlah bahasan. Pada hari pertama, yakni strategi digital marketing dari Bank BTN, dan dilanjutkan dengan topik optimalisasi layanan Google dalam dunia digital marketing serta pemanfaatan aplikasi search engine optimization (SEO) yang dibawakan Tim Gapura Digital, a Grow with Google Indonesia Program.
   
Hari kedua yaitu Panduan Simulasi Pemuatan Data Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (Sikasep), Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (Sikumbang) dan Sistem Pemantauan Konstruksi (Sipetruk) yang disampaikan Direktur Operasi Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Martanto Boedi Joewono. 

"Agenda hari kedua berisi cerita sukses penerapan digital marketing pada proyek-proyek yang dibangun oleh Ciputra Group. Sebagai penutup sesi, peserta mendapat materi tentang pemanfaatan media sosial untuk kebutuhan digital marketing produk properti khususnya Instagram dan Facebook yang dibawakan pakar digital marketing, Juanda Rovelim," tutup Priyanto.


 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020