Lebih dari 2.900 karya musik bakal bersaing dalam ajang penghargaan Anugrah Musik Indonesia (AMI) Awards 2020 yang bakal digelar 27 November mendatang, melonjak drastis meskipun di tengah pendemi COVID-19, dibanding tahun lalu yang hanya sekitar 1.900-an karya.
Di tahun ke-23 penyelenggaraan ini, AMI Awards 2020 yang mengangkat tema "Musik Menyatukan Kita”, mencatat terjadi lonjakan jumlah musisi yang mendaftarkan karyanya. Dari sekitar 1.973 karya di tahun 2019, naik 50 persen menjadi 2.971 karya tahun ini.
Baca juga: Penyanyi Ardhito Pramono rilis "Sudah" untuk soundtrack "Story of Kale"
"Ini merupakan saat krusial sekali di tengah pandemi industri musik Indonesia kembali ingin hadir memberikan penghargaan tertinggi di bidang musik di mana entri peserta yang masuk meningkat 50 persen," kata Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia, Dwiki Dharmawan, dalam jumpa pers virtual, Rabu.
Karya yang didaftarkan itu berasal dari kurun waktu Juli 2019 – Juni 2020 yang dikurasi secara kompeten oleh para anggota Yayasan Anugrah Musik Indonesia, yang terbagi dalam dua keanggotaan yaitu “Anggota Reguler” dan “Anggota Swara.”
Di tahun ini juga ada penyesuaian kategori seiring dengan perubahan tren dalam industri musik. Total ada 53 kategori dan 2 penghargaan khusus yaitu Legenda Musik Indonesia dan Lifetime Achievement.
"Untuk menentukan pemenang tentunya dari anggota voting AMI Awards. Itu yang menentukan pemenang. AMI menganut sistem seperti Grammy. Ini juga akan diaudit juga oleh auditor publik dalam penghitungannya," ujar Dwiki Dharmawan mengenai penentuan pemenang masing-masing kategori.
Malam puncak penghargaan AMI Awards 2020 akan disiarkan melalui salah satu TV swasta dengan tetap menjalankan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19.
Melonjaknya jumlah peserta membuktikan bahwa meskipun di tengah pandemi COVID-19, para musisi Indonesia tetap aktif berkarya. Hal itu sebagaimana pernah diungkapkan oleh Direktur Industri Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Amin Abdullah.
Menurut Amin, di tengah perkembangan teknologi digital yang kian pesat maka ekonomi digital akan menjadi keniscayaan di masa mendatang, tidak terkecuali di industri musik.
"Produksi itu bisa dilakukan di rumah dan kemudian bisa direct selling atau kemudian saat distribusi bisa menggunakan platform media sosial. Itu untungnya di musik dibandingkan sub sektor lain yang harus bertatap muka," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Di tahun ke-23 penyelenggaraan ini, AMI Awards 2020 yang mengangkat tema "Musik Menyatukan Kita”, mencatat terjadi lonjakan jumlah musisi yang mendaftarkan karyanya. Dari sekitar 1.973 karya di tahun 2019, naik 50 persen menjadi 2.971 karya tahun ini.
Baca juga: Penyanyi Ardhito Pramono rilis "Sudah" untuk soundtrack "Story of Kale"
"Ini merupakan saat krusial sekali di tengah pandemi industri musik Indonesia kembali ingin hadir memberikan penghargaan tertinggi di bidang musik di mana entri peserta yang masuk meningkat 50 persen," kata Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia, Dwiki Dharmawan, dalam jumpa pers virtual, Rabu.
Karya yang didaftarkan itu berasal dari kurun waktu Juli 2019 – Juni 2020 yang dikurasi secara kompeten oleh para anggota Yayasan Anugrah Musik Indonesia, yang terbagi dalam dua keanggotaan yaitu “Anggota Reguler” dan “Anggota Swara.”
Di tahun ini juga ada penyesuaian kategori seiring dengan perubahan tren dalam industri musik. Total ada 53 kategori dan 2 penghargaan khusus yaitu Legenda Musik Indonesia dan Lifetime Achievement.
"Untuk menentukan pemenang tentunya dari anggota voting AMI Awards. Itu yang menentukan pemenang. AMI menganut sistem seperti Grammy. Ini juga akan diaudit juga oleh auditor publik dalam penghitungannya," ujar Dwiki Dharmawan mengenai penentuan pemenang masing-masing kategori.
Malam puncak penghargaan AMI Awards 2020 akan disiarkan melalui salah satu TV swasta dengan tetap menjalankan protokol kesehatan ketat untuk mencegah penularan dan penyebaran COVID-19.
Melonjaknya jumlah peserta membuktikan bahwa meskipun di tengah pandemi COVID-19, para musisi Indonesia tetap aktif berkarya. Hal itu sebagaimana pernah diungkapkan oleh Direktur Industri Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Amin Abdullah.
Menurut Amin, di tengah perkembangan teknologi digital yang kian pesat maka ekonomi digital akan menjadi keniscayaan di masa mendatang, tidak terkecuali di industri musik.
"Produksi itu bisa dilakukan di rumah dan kemudian bisa direct selling atau kemudian saat distribusi bisa menggunakan platform media sosial. Itu untungnya di musik dibandingkan sub sektor lain yang harus bertatap muka," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020