Serang (ANTARABanten) - Perdaftaran lelang panas bumi di wilayah kerja pertambangan Kaldera Danau Banten dibuka Kamis (8/7) dan diperpanjang hingga Selasa (20/7) karena baru satu perusahaan yang mendaftar.

Kepala Bidang Pertambangan dan Geologi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Banten Eko Palmadi, Selasa, membenarkan  bahwa lelang pengelolaan Kaldera Danau Banten mulai dibuka Kamis (8/7).

"Sebenarnya ditutup hari ini. Tetapi karena sampai saat ini baru ada satu perusahaan yang mendaftar, maka pendaftaran diperpanjang sampai Selasa (20/7/2010)," katanya.

Eko mengatakan bahwa pendaftaran diumumkan di media cetak lokal dan nasional serta di website Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Kalau yang nanya-nanya, sampai saat ini banyak. Tapi yang daftar belum ada," katanya.

Memang, kata Eko, persyaratan untuk bisa ikut lelang pengelolaan panas bumi Kaldera Danau Banten cukup berat. Perusahaan harus memiliki jaminan lelang Rp1 miliar dan memiliki jaminan pelaksanaan minimal USD 10 juta.

"Asumsinya sama dengan biaya eksplorasi tahap pertama. Oleh karena itu, perusahaan yang ikut harus memiliki segi keuangan yang kuat," katanya.

Pelelangan panas bumi, menurut Eko, berbeda dengan pelelangan barang dan jasa yang biasa dilakukan baik di lingkungan pemerintah maupun swasta.

"Kalau pelelangan barang dan jasa, yang punya uang adalah kita. Dan mereka para pemenang lelang adalah yang melaksanakan. Tetapi kalau lelang panas bumi, yang punya uang adalah mereka yang mengikuti tender. Kita hanya punya tempatnya saja untuk dikelola," katanya.

Kepala Distamben Provinsi Banten Cepi Suwardi mengatakan pengelolaan Kaldera Danau Banten sesuai dengan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0026/K/30/MEM/2009 tanggal 15 Januari tentang penetapan WKP di Kaldera Danau Banten.

Kaldera Danau Banten, lanjut Cepi, ditetapkan sebagai bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit 10.000 MW tahap II melalui peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2010 tentang Daftar Proyek-proyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batu Bara dan Gas serta Transmisi Terkait.

"Banten saat ini memiliki pembangkit tenaga listrik berskala besar yang tersambung ke jaringan interkoneksi Jawa-Madura-Bali dengan kapasitas pembangkit yang beroperasi sekitar 4.440 MW," katanya.

Jumlah itu berasal dari PLTU Labuan unit 1. Selain itu, terdapat pula pembangkit captive di sektor perindustrian untuk keperluan sendiri dengan kapasitas tidak kurang dari 600 MW.

"Kemudian saat ini juga sedang dibangun PLTU Labuan Unit 2 kapasitas 300 MW, tambahan PLTU Suralaya kapasitas 625 MW serta PLTU Lontar di Tangerang  kapasitas 3x315 MW," katanya.

Diharapkan, kata Cepi, pada tahun 2011 nanti, pembangkit listrik yang beroperasi di Provinsi Banten berkapasitas tidak kurang dari 6.310 MW.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010