Indonesian Waste Platform (IWP), Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan Le Minerale menjalin kerja sama untuk mengelola sampah plastik di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.
    
IWP bertugas melakukan edukasi kepada masyarakat Pulau Komodo, serta mengumpulkan dan memilah sampah plastik. Sedangkan ADUPI berperan dalam pengolahan sampah plastik menjadi  produk baru yang bernilai ekonomi tinggi.    

Baca juga: Muslimat Mathla'ul Anwar apresiasi "Munashoroh untuk Palestina"

Menteri  Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis, Kamis,   menyatakan pemerintah mendukung  penuh partisipasi para penggagas konversi sampah menjadi material yang memiliki manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungannya.

Pemerintah menghargai setinggi-tingginya mereka yang menggerakkan sebanyak mungkin orang untuk mengurai sampah menjadi salah satu mata rantai dari konsep ekonomi sirkulasi.        

Lebih lanjut Menteri KLHK menegaskan pemerintah akan selalu mendukung semua pihak penyelenggara ekonomi sirkulasi dari sampah ini, terutama sampah plastik, yang sering dituding sebagai material pencemar lingkungan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung langkah PT Tirta Fresindo Jaya yang tidak hanya berproduksi  dengan menggunakan bahan plastik, namun  juga berinovasi memperlihatkan rasa tanggung jawabnya dengan beragam inisiatif, khususnya tentang pengelolaan serta pemanfaatan sampah plastik.

Diharapkan dengan kerjasama ini permasalahan sampah plastik di Pulau Komodo dapat dituntaskan dan masyarakat mendapat nilai tambah.    

Dengan menjaga lingkungan, ekonomi masyarakat dari sektor pariwisata juga terjaga.        

Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya mengatakan perusahaan memiliki komitmen tinggi mendukung upaya pemerintah dan ingin berkontribusi sebesar-besarnya mengelola sampah plastik.    

"Saat ini kami sedang menyusun road map    sustainability plastik.    Mulai dari bahan  baku sampai sampah akan  dikelola dengan    baik dan mendukung kelestarian lingkungan," kata Ronald.

Botol dan galon    Le Minerale terbuat dari plastik PET yang dapat    didaur ulang dan tidak mencemari lingkungan.    

Le Minerale bersama KLHK sedang    intens menjalin    kerja sama untuk bergerak bersama. Sementara ADUPI    menyoroti paradigma masyarakat seringkali kurang tepat. Plastik PET  seperti   yang digunakan pada botol dan galon sekali pakai adalah    bahan yang paling ramah lingkungan jika dibandingkan dengan jenis    plastik    lainnya, karena    paling mudah di daur ulang.    

Sampah plastik PET harus dilihat dan diperlakukan sebagai bahan    baku, bukan sebagai sampah yang tidak bernilai. Industri daur ulang    memerlukan sampah plastik dalam  jumlah besar, terutama jenis PET dengan kode 1 seperti yang dipakai botol dan galon sekali pakai. Karena harganya  mahal, sampah plastik PET menjadi rebutan para pemulung dan sulit ditemukan di tempat pembuangan akhir.        

"Plastik jenis PET seperti yang    dipakai    botol dan galon    Le Minerale paling mahal harganya dan paling bernilai untuk didaur ulang. Hasilnya adalah barang-barang komoditas    bernilai ekonomi tinggi seperti polyester, dacron sintetis, geotextile, bantal, baju winter, kancing.    

Plastik    PET dapat didaur ulang hingga 50 kali dan menghemat bahan baku produksi. Tren    permintaan ekspornya terus naik.

"Karena    itu kami menghimbau masyarakat melakukan pemilahan sampah dari rumah, bekerja sama  dengan bank sampah atau  petugas pemilahan sampah, agar plastik tersebut  menjadi sumber ekonomi berkelanjutan,” tegas Christine Halim, Ketua Umum ADUPI.    

"Kerja sama ini akan terus membesar dan bekerja sinergis, bukan hanya mengelola plastik sampah kemasan Le Minerale tapi juga merek-merek lain.    Dengan pendekatan ekonomi sirkular, sampah plastik yang semula kita pandang sebagai masalah justru mendatangkan rejeki dan berkah.  Karena selain menjaga lingkungan, dapat memberi nilai tambah bagi masyarakat," imbuh Febri Hutama, Sustainability Manager Le Minerale.

Koordinator IWP Ica Marta Muslin menyatakan optimistis dapat melindungi aset pariwisata Pulau Komodo sekaligus mendapat tambahan finansial dari  pengelolaan sampah.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020