Penghargaan Adipura merupakan idaman setiap kota di Indonesia. Pemerintah Kota Tangsel sangat mengharapkan Adipura namun karena masalah sampah khususnya TPA Cipeucang, impian warga Tangsel  terhadap Adipura harus buyar. 

Untuk itu Calon Wakil Wali Kota Tangsel nomor urut 1 Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menjelaskan strategi 5S agar Kota Tangsel meraih Adipura yang gagal diraih oleh Pemkot Tangsel saat ini.

Baca juga: Monev 2020, Pemkab Serang target paling terbuka Informasi Publik

Strategi 5S itu adalah: Sampah dan pengolahannya. Sanitasi dan saluran air. Sehat dan sejuk. Subur dan hijau. Sistem transportasi publik yang saling terkoneksi. Jurus 5S tersebut disampaikan oleh Rahayu Saraswati dalam Webinar "Tangsel Menuju Adipura" yang diselenggarakan oleh Komunitas Salam Pintar Selasa (06/10).

"Sampah adalah isu utama di Tangsel, ini isu menarik dibanding isu-isu lain, saya blusukan, ketemu dengan banyak orang pasti yang disinggung adalah soal sampah, masalah utama adalah TPA Cipeucang, ini sudah krisis, kita harus timbun itu TPA, karena sistem" open dumping" seperti sekarang melanggar persyaratan Adipura, baunya juga kemana-kemana. Kita siapkan teknologi pengolahan sampah yang terbarukan, bisa memproduksi biji-biji plastik, atau dibuat bahan bangunan dan jalan," kata keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto itu.

"Sanitasi dan saluran air" kata Saraswati, karena Tangsel adalah kota dengan banyak situ dan sungai. Pengendalian dan pengelolaan saluran air menjadi penting dalam kehidupan warga. 

Menurutnya, tidak jarang masalah banjir pun berawal dari buruknya kondisi saluran air (drainase). 

"Perbaikan infrstruktur gorong-gorong, sungai, gorong-gorong, normalisasi situ dan sungai, juga perbaikan sarana sanitasi dan air kotor, baik di kawasan pemukiman hingga toilet umum yang ada di fasilitas publik (terminal, taman, tempat wisata, dan lainnya)" lanjut Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra.

Kemudian "Sehat dan sejuk", lanjutnya, karena ujung dari semua program kebersihan lingkungan di Tangsel adalah membuat warga Tangsel jadi sehat. Karena kesehatan warga adalah aset bagi Tangsel. 

"Maka kami pun akan membangun sebanyak-banyak taman kota yang dapat digunakan sebagai sarana rekreasi maupun olahraga. Ini juga terkait Ruang Terbuka Hijau (RTH), selain pembangunan jalur dan rute sepeda yang komprehensif (Tangsel Kota Ramah Sepeda)," papar ibu dua anak ini. 

Sementara "Subur dan hijau, Saras mengungkapkan, merupakan program bercocok tanam di perumahan dan lahan tidur/kosong. Edukasi masyarakat tentang pertanian dan perkebunan akan ditingkatkan, misalnya dengan lebih meningkatkan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT). Manfaat lain dari program yang menghasilkan bunga, buah-buahan, sayur-mayur, dan apotek hidup. 

"Juga akan menghasilkan udara bersih bagi kota Tangsel. Hal ini juga terkait kedaulatan pangan melalui promosi sistem aquaponik." tutur Rahayu Saraswati.

Sedangkan "S terakhir, Sistem transportasi publik yang terintegrasi, Menciptakan dan menjaga udara bersih Tangsel juga menjadi perhatian Muhamad-Saraswati. 

Menurutnya hal ini penting mengingat polusi dan udara buruk merupakan ancaman nyata bagi masyarakat. Kondisi ini mengancaman kesehatan bahkan kematian bagi warga Tangsel. 

Peran pemerintah kota menjadi penting dalam mengelola sistem dan membuat peraturan terkait dengan aktivitas kota yang berdampak pada kualitas udara. 

Selain kualitas udara yang bersih juga udara yang bebas dari bau dan polusi. Untuk mencapai ini, butuh pembangunan infrastruktur dan sistem transportasi yang baik dan terintegrasi. 

"Misalnya pembangunan LRT, pengadaan bus pengumpan (feeder bus) yang menghubungkan antara pemukiman dengan sistem transporasi berbasis rel (KRL dan MRT), selain itu juga pembangunan sistem jalur sepeda," pungkas Rahayu Saraswati.




 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020