Pemerintah Provinsi Banten melalui Dina Pertanian Provinsi Banten menyiapkan sejumlah langkah dan strategi dalam upaya meningkatkan ekspor komoditi hasil pertanian masyarakat, salah satunya tanaman talas beneng khas Pandeglang.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Minggu mengatakan, sejumlah langkah yang ditempuh untuk meningkatkan eksport talas beneng tersebut diantaranya, bekerjasama dengan pengusaha eksport import serta ditetapkannya Kelurahan Cilaja Kecamatan Majasari Pandeglang, sebagai kelurahan Gerakan Tiga Kali Eksport (Gratieks) untuk komoditi talas beneng.
Baca juga: Fokus Program Kesehatan, Pandji Targetkan 326 Desa Dapat Bantuan Ambulance
"Gubernur Banten sangat mendukung dengan dipilih dan ditetapkannya Kelurahan Cilaja Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang sebagai Kelurahan atau desa Gerakan Tiga Kali Ekspor(Gratieks) yang akan ditetapkan oleh Gubernur Banten bersama Menteri Pertanian pada Tanggal 10 Oktober 2020 untuk komoditas talas beneng," kata Agus.
Agus mengatakan, data ekspor talas beneng pada September 2020 ke Amsterdam Belanda sebanyak 950 ton. Belum termasuk ekaport daun talas ke Australia yang dijadikan bahan tembakau dari daun talas beneng tersebut.
"Untuk daun talas beneng yang sudah dieksport ke Auatralia melalui salah satu perusahaan di Bogor, tahun 2019 lalu sekitar 24 ton dan Tahun ini 64 ton," kata Agus.
Agus mengatakan, pihaknya bersama Pemkab Pandeglang terus berupaya meningkatkan eksport talas beneng tersebut serta pengembangan tanamannya, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di Kabupate Pandeglang yang menjadi pusat pengembangan talas beneng di Banten.
Talas 'Beneng' yang pertama kali dibudidayakan para petani di Kabupaten Pandeglang sejak 2008 lalu, saat ini produk pertanian tersebut sudah memasuki pasar eksport ke Belanda dan Australia.
Agus mengatakan, talas 'beneng' tersebut merupakan singkatan dari talas besar dan koneng (kuning) karena memang saat dikembangkan sejak 2008 lalu, jenis talas yang tumbuh di hutan di sekitar lereng Gunung Karang di Kabupaten Pandeglang ini, bentuk talasnya besar dan kuning.
Pihaknya akan terus berupaya untuk mengembangkan tanaman talas beneng, sehingga bisa memberikan nilai tambah kepada para petani terutama di wilayah-wilayah yang cocok untuk menanamnya, karena secara geografis tanaman tersebut berada di dataran tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Minggu mengatakan, sejumlah langkah yang ditempuh untuk meningkatkan eksport talas beneng tersebut diantaranya, bekerjasama dengan pengusaha eksport import serta ditetapkannya Kelurahan Cilaja Kecamatan Majasari Pandeglang, sebagai kelurahan Gerakan Tiga Kali Eksport (Gratieks) untuk komoditi talas beneng.
Baca juga: Fokus Program Kesehatan, Pandji Targetkan 326 Desa Dapat Bantuan Ambulance
"Gubernur Banten sangat mendukung dengan dipilih dan ditetapkannya Kelurahan Cilaja Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang sebagai Kelurahan atau desa Gerakan Tiga Kali Ekspor(Gratieks) yang akan ditetapkan oleh Gubernur Banten bersama Menteri Pertanian pada Tanggal 10 Oktober 2020 untuk komoditas talas beneng," kata Agus.
Agus mengatakan, data ekspor talas beneng pada September 2020 ke Amsterdam Belanda sebanyak 950 ton. Belum termasuk ekaport daun talas ke Australia yang dijadikan bahan tembakau dari daun talas beneng tersebut.
"Untuk daun talas beneng yang sudah dieksport ke Auatralia melalui salah satu perusahaan di Bogor, tahun 2019 lalu sekitar 24 ton dan Tahun ini 64 ton," kata Agus.
Agus mengatakan, pihaknya bersama Pemkab Pandeglang terus berupaya meningkatkan eksport talas beneng tersebut serta pengembangan tanamannya, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya di Kabupate Pandeglang yang menjadi pusat pengembangan talas beneng di Banten.
Talas 'Beneng' yang pertama kali dibudidayakan para petani di Kabupaten Pandeglang sejak 2008 lalu, saat ini produk pertanian tersebut sudah memasuki pasar eksport ke Belanda dan Australia.
Agus mengatakan, talas 'beneng' tersebut merupakan singkatan dari talas besar dan koneng (kuning) karena memang saat dikembangkan sejak 2008 lalu, jenis talas yang tumbuh di hutan di sekitar lereng Gunung Karang di Kabupaten Pandeglang ini, bentuk talasnya besar dan kuning.
Pihaknya akan terus berupaya untuk mengembangkan tanaman talas beneng, sehingga bisa memberikan nilai tambah kepada para petani terutama di wilayah-wilayah yang cocok untuk menanamnya, karena secara geografis tanaman tersebut berada di dataran tinggi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020